WASATHA.COM - Game online merupakan wadah bermain yang sangat digemari pelajar, dimana game berbasis online itu mempunyai beberapa daya tarik yang membuat pelajar lebih memilih bermain dari pada belajar. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya pelajar sering membolos dan menghabiskan waktu di depan layar komputer dari pada buku sehingga membuat aktivitas sekolahnya menjadi terganggu.
Faktor-faktor
penyebab game online lebih disukai dikarenakan game online lebih menarik
daripada pelajaran disekolah. Pengaruhnya tentu saja bagi prestasi pelajar
yakni menurunnya prestasi belajar bagi pelajar.
Salah satu cara mengatasi kecanduan game online yaitu didikan dari orangtua sangat diperlukan terutama dalam masalah belajar, pelajar lebih ditekankan untuk belajar dari pada bermain game online. Pemberian motivasi belajar bagi pelajar juga sangat penting, peran kedua orangtua lah yang sanggat penting.
Game online
pada pelajar memiliki dampak positif dan negatif. Dampaf positif dari bermain
game online yaitu dapat mengaktifkan sistem motorik, dengan koordinasi yang
tepat antara informasi yang diterima oleh mata kemudian diteruskan ke otak
untuk diproses dan diperintahkan kepada tangan untuk menekan tombol
tertentu.
Game online
dapat mendorong remaja menjadi cerdas, karena pemain game online menuntut daya
analisa yang kuat dan perencanaan strategi yang tepat agar bisa menyelesaikan
permainan dengan baik. Kelebihan yang bisa diperoleh oleh remaja dalam bermain
game online adalah meningkatkan konsentrasi.
Bermain game
online memang dapat berdampak positif, tetapi jika dibiarkan berlarut-larut
hingga mengarah pada adiksi tentu akan memberikan dampak negatif, diantaranya
remaja menjadi tidak memiliki skala prioritas dalam menjalani aktivitas
sehari-hari.
Mendorong
remaja untuk bertindak asosial, karena aktivitas bermain game online cukup
menyita waktu berkomunikasi, baik berkomunikasi dengan keluarga maupun teman
sebaya. Menimbulkan kemalasan belajar, disebabkan kelelahan yang ditimbulkan
setelah bermain game online sehingga dapat memicu tindakan kekerasan, karena
remaja mengimitasi (meniru) tokoh secara berlebihan, sehingga meniru seluruh
prilaku yang di tampilkan tokoh dalam permainan tanpa mempertimbangkan apakah
hal tersebut berbahaya atau tidak.
Perilaku
imitasi yang berlebihan ini dapat pula memicu tindakan kriminal, tanpa
sepengetahuan remaja. Namun perlu diingat bahwa menyakiti orang lain secara
fisik merupakan suatu tindakan kriminal. [Abrianda RIzkun]