Sri Ema Wahyuni, Mahasiswa prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry. (Dok. Pribadi) |
Oleh:
Sri Ema Wahyuni
Di tepian trotoar jalanan, terlihat berbagai macam spanduk bertuliskan, “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa” kian banyak dipasang dengan berbagai bentuk desain tak lain untuk tujuan menyambut dan memeriahkan bulan suci Ramadan.
Tidak jarang
pula di zaman sekarang, pengguna media sosial juga tidak kalah hebat dalam
membagikan ucapan menyambut bulan suci Ramadhan, baik itu di postingan
Facebook, Instagram, Whatshap maupun di berbagai grup. Sekilas tulisan tersebut
mengisyaratkan bahwa Allah kembali membuka pendaftaran bagi hamba-hambanya
untuk memasuki universitas kehidupan terbesar yang sebenarnya ini, dengan
harapan dapat lulus menjadi sarjana terbaik dengan memperoleh gelar muttaqin.
Masuk dan menjadi mahasiswa Universitas Ramadhan adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam dengan beberapa syarat tentunya. Disini menjadi letak keistimewaan Universitas Ramadhan dibandingakan dengan universitas lainnya yan sifatnya lebih fleksibel boleh masuk atau tidak.
Hal ini disebabkan bahwa universitas
Ramadan yang kegiatan utamanya adalah berpuasa sebagai salah satu rukun Islam
dan tentunya wajib hukumnya untuk dilaksanakan, dan juga sudah ada sejak dulu,
seperti firman Allah dalam Alquran Surah Albaqarah ayat 183 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa,”QS Al- Baqarah 2:183. Dari ayat tersebut disampaikan dengan jelas
bahwa bahwa puasa sebagai salah satu kegiatan khusus Universitas Ramadhan ayng
bersifat wajib dan lulusanya diharapkan dapat menjadi lulusan yang bertakwa.
Layaknya pendaftaran di universitas pada umumnya, untuk memasuki universitas Ramadan pun perlu adanya persiapan bukan hanya sekedar masuk lantas keluar begitu saja. Intelektual atau pengetahuan tentang ramadan tentunya menjadi syarat penting ketika hendak mendaftarkan diri menjadi mahasiswa di Universitas Ramadan, mengingat kegiatan pembelajaran yang dilaksankan di universitas ini tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga.
Perlu
berkas-berkas yang harus disiapkan bagi siapa saja yang diberikan kesempatan
oleh Allah bertemu gerbang universitas ini. Adapun beberapa berkas tersebut
diantaranya yaitu: persiapan nurani (hati yang bersih), ilmu tentang Ramadan,
persiapan fisik, dan persiapan untuk membiasakan diri memanfaatkan waktu agar
senantiasa mengerjakan segala bentuk kebaikan yang nantinya akan dicatat
menjadi nilai kebaikan di sisi Allah.
Universitas Ramadan memiliki visi dan misi dalam mendidik hati dan pikiran para mahasiswanya dengan harapan dapat mencetak agent of change yang dapat merubah kehidupan sebelumnya menjadi jauh lebih baik, serta dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Menjadi seorang mahasiswa bukan hal yang baru ketika harus dihadapkan pada sekelumit kegiatan yang begitu padat, begitu pula dengan mahasiswa-mahasiswa yang berhasil masuk ke Universitas Ramadan, tentunya harus membiasakan diri dengan padatnya kegiatan ibadah.
Tidak cukup hanya dengan salat lima waktu sehari semalam, namun banyak
amalan-amalan sunnah seperti; salat tarawih, salat tahajud, tadarus Alquran,
iktikaf, zikir, berinfak dan lain sebagainya untuk mendapat perhatian dari
Allah dengan harapan dapat memperoleh nilai yang amat baik berupa keridaannya.
Sebagai mahasiswa Universitas Ramadan dengan almamater Islam, hendaknya bersungguh-sungguh dalam memperhatikan segala bentuk kegiatan ibadah, salah satunya puasa yang merupakan rukun islam ketiga yang pelaksanaanya di dalam bulan suci Ramadan.
Hal ini tidak sedikit diantara mahasiswa Universitas Ramadan yang mengerjakan tugas puasa hanya sekedar menggugurkan kewajibannya saja, dengan kata lain mengerjakan tugas asal jadi, sehingga tidak meninggalkan sesuatu yang berkesan untuk pribadi yang berpuasa maupun bagi Allah yang telah menugaskannya untuk berpuasa.
Betapa tidak orang-orang yang berpuasa hanya
sekedar menggugurkan kewajiban, tidak memperoleh rida dan derajat takwa dari Allah, dan mereka
hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja. Seperti yang disebutkan oleh
Rasululah saw dalam hadisnya, “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun ia
tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan
dahaga.” (HR. Ath- Thabrany dalam Al- Kabir. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib
wa At-Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadis ini shahih li ghairihi, yaitu
sahih dilihat dari jalur lainnya).
Wujud bakti seorang mahasiswa Universitas Ramadan, tidak hanya melulu tentang belajar memperbaiki kualitas diri dalam beribadah dan mengerjakan tugas-tugas yang diwajibkan oleh Allah berupa puasa, salat dan lain sebagainya.
Tetapi juga harus dibarengi dengan pengabdian kepada masyarakat berupa rasa empati pada sesama, dengan cara menginfakkan sedikit rezeki kepada kaum dhuafa supaya mereka juga bisa merasakan nikmat berbuka puasa dengan makanan yang enak seperti yang kita rasakan.
Selain itu mahasiswa-mahasiswa Universitas Ramadan
diharapkan dapat menjadi contoh yang baik dengan mengedepankan nilai-nilai
kejujuran, bersikap lemah lembut, senantiasa menjaga ucapan, memelihara
pandangan, serta menjaga pendengaran dari pada hal-hal yang dapat menjurumuskan ke lembah kehinaan yang tidak
diinginkan sehingga gelarnya sebagai mahasiswa Universitas Ramadan tidak hanya
tinggal nama.
Bagi siapa saja mahasiswa Universitas Ramadan yang berhasil memenuhi tugas dengan baik, sekaligus tekun dalam belajar meningkatkan kualitas hati, serta pemikiran yang dilahirkan dalam wujud perbuatan yang baik, maka mereka lah orang-orang yang dikatakan sebagai pemenang dengan ketakwaan yang tinggi kepada Allah.
Pencapaian pada tahap ini
tentunya dipengaruhi oleh masing-masing individu dalam memanfaatkan perkuliahan
di bulan Ramadan dengan sebaik mungkin. Sehingga apa yang sudah didapatkan dari
universitas ini dapat menjadi bekal untuk diaplikasi dalam 11 bulan lainya yaitu syawal, Dzulqaidah,
Dzulhijjah, Muharram, Safar, Rabiulawal, Rabiulakhir, Jumadilawal,
Jumadilakhir, Rajab, dan Sya’ban. Sebagaiman tujuan utama dari puasa adalah menjadi
hamba-hamba yang bertakwa kepada Allah, dan takwa ini harus tetap hidup di
dalam diri kita tidak hanya di dalam bulan Ramadan saja.
Mengutip beberapa penjelasan yang telah diuraikan di atas, semoga kita senantiasa memanfaatkan kesempatan dari Allah yang telah menghadirkan Universitas Ramadan sebagai universitas terbesar dalam kehidupan kita seorang muslim. Menjadi tempat untuk memperbaiki kualitas ketakwaan kita kepada Allah dengan beribadah secara ikhlas kepada-Nya.
Oleh karena
itu sebelum universitas ini menutup pintunya dan pergi hingga pendaftaran
berikutnya kembali dibuka yang entah kita masih diberikan kesempatan atau tidak
oleh Allah untuk memasuki gerbang kembali. Mari kita perbaiki kembali niat yang
semata-mata karena Allah sehingga kita dapat menjadi sarjana terbaik dari Universitas
Ramadan dengan predikat ‘cumlaude’
yang diberikan oleh Allah SWT.[]
*Penulis
adalah Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Ar-Raniry.