WASATHA.COM - "Moulod" atau "khanduri Moulod" merupakan istilah yang disebut masyarakat Aceh untuk acara perayaan maulid Nabi SAW atau peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tapi biasanya perayaan maulid di Aceh tidak selamanya dilaksanakan tepat pada 12 rabiul awal, melainkan dilaksanakan secara bergilir oleh desa-desa atau gampong. "Khanduri Moulod" di setiap daerah di aceh memiliki ciri khas masing-masing. Seperti hal nya daerah Aceh Barat Daya (Abdya) dan Nagan Raya.
Nah, meskipun bersebelahan antar kabupaten, ternyata tradisi perayaan maulid di Aceh Barat Daya dan di Nagan tentu berbeda, apa saja?
Di Abdya, ciri khasnya itu ada yang namanya "Balee''(Bale merupakan sebutan orang Aceh untuk sebuah tempat menaruh hidangan kenduri maulid, bentuknya dibuat unik dan indah oleh masyarakat, biasanya ada dua balee. Pertama bale kue. "Balee kue", hampir sama dengan "bu bungong" kalau di Nagan Raya, yang biasanya dibuat jika ada acara peusijuk.
Kemudian yang kedua adalah "balee buah" bentuknya hampir sama dengan "balee kue" hanya saja berisi buah-buahan yang disusun secara bertingkat, mulai dari buah berukuran besar hingga buah-buah yang berukuran kecil. Sedangkan di Abdya nasi serta lauk pauk itu ditempatkan di dalam baskom, sehingga saat pembagian sedekah kenduri maulid, masyarakat dibolehkan emmbawa pulag baskom tesebut.
Berbeda dengan di Abdya, di Nagan Raya setiap makanan ditempatkan didalam "Idang meulapeh" sebutan orang Aceh untuk hidagan maulid yang makanannya disajikan sekalian dengan pembatas, jadi hampir sama seperti keranjang, biasanya terbuat dari kayu ataupun besi, berbentuk bulat dengan tinggi sekitar 1-1.5 meter dan dihias dengan kain kasap. Dan makanannya disusun secara berlapis-lapis. Dari mulai daging, telur rebus, ikan goreng, dan lainnya dalam jumlah yang banyak. Biasanya dalam 1 Idang terdiri dari 7- 10 lapis. Untuk penyajian nasi, biasanya didalam Dalong (dulang). Nagan Raya memang terkenal sebagai sala satu kabupaten dengan kemewahan peringatan maulidnya.
Dan satu lagi, ciri khas maulid di abdya itu terletak di nasi ketan atau sejenis ketan serundeng, sedangkan di Nagan ada pada kolaknya, kolak merupakan makanan penutup manis yang berisi aneka pisang atau ubi jalar yang direbus dengan santan dan gula aren. Jadi, jika yang paling ditagih jika di Nagan Raya ketika pulang dari zikir maulid adalah kolaknya, sedangkan di abdya adalah bue lukat.
Dan satu lagi, biasanya di ABDYA ataupun di Nagan Raya, kaum hawa juga ikut memeriahkan acara maulid, tapi bukan ikut berzikir ya sobat. Melainkan menyaksikan zikir maulid di masjid. Jadi ketika "khanduri moulod" pasti di masjid itu bakalan ramai sekali.
Setelah acara "khanduri maulod" biasanya pada malam harinya, baik itu di Abdya atau di Nagan Raya akan dilanjutkan dengan acara ceramah di Masjid. [ Aja Salmiati, merupakan Mahasiswa Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya, penulis juga aktif sebagai Sekbid pemberdayaan perempuan FORKASGEMABDYA ]