Wasatha.com, Banda
Aceh- Universitas Syiah Kuala menjadi tuan rumah pada kegiatan musyawarah
nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa Statistika Indonesia (IHMSI) ke XV, yang
dilaksanakan mulai tanggal 18 – 23 November 2020. Kegiatan yang dilaksanakan
secara daring ini dibuka oleh Wakil Rektor III Unsyiah Dr. Alfiansyah Yulianur
BC, (18/11/2020).
Alfiansyah dalam sambutannya mengatakan, Unsyiah menyambut
baik atas terlaksananya munas IHMSI. Kegiatan ini sangat penting untuk
memperkuat jalinan silaturahmi sesama mahasiswa statistika di seluruh
Indonesia.
Alfiansyah menilai, statistika adalah ilmu yang sangat
penting karena dibutuhkan oleh disiplin ilmu lainnya. Kondisi pandemi Covid-19
saat ini adalah contohnya, bagaimana banyak ahli yang memprediksi kapan pandemi
ini bisa berakhir, serta bagaimana menghitung jumlah orang yang terpapar.
“Semua hal tersebut membutuhkan kalkulasi data yang akurat,
sehingga akhirnya mendapatkan kesimpulan. Jadi saya pikir, ilmu statistik bukanlah ilmu yang sembarang, tapi
sangat dibutuhkan oleh disiplin ilmu lainnya,” ucap Alfiansyah.
Alfiansyah juga menyampaikan, salah satu tantangan dalam
menggunakan ilmu statistik adalah ketersedian data. Sebab hal ini sangat
terkait dengan kesadaran berbagai pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam
menyediakan data, baik itu stakeholder, pemerintah atau lainnya.
Oleh karena itu, Afiansyah menyarankan untuk membahas isu
tersebut dalam munas ini. Karena menurutnya, bagaimanapun hebatnya dalam
mengolah data namun jika data tersebut tidak tersedia tentu semuanya menjadi
tidak berarti.
“Untuk itulah melalui munas ini, kita diskusikan bersama
bagaimana untuk membangun kesadaran di masyarakat, bahwa data itu penting dan
memeliharanya juga sangat penting,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Statistika Unsyiah Dr.
Miftahuddin, S.Si, M.Si menyampaikan kepada seluruh peserta munas terkait empat
tantangan yang harus mereka hadapi terkait ilmu statistika saat ini.
Pertama, saat ini dunia telah memasuki era revolusi data
atau digitalisasi. Untuk itulah ada beberapa literasi yang perlu diperkuat
yaitu literasi data, teknologi, humanisme dan religius.
Kedua, pandemik Covid-19 menuntut semua orang untuk menjaga
protokol kesehatan. Selain itu, pandemi ini juga mengharuskan kita untuk
mempelajari kembali apa itu data sensor, big data dan artificial intelligence.
Ketiga, bonus
demografi saat ini juga menuntut kita untuk berjiwa entrepreneur. Mengingat
saat ini angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tingkat SLTA mencapai 12,56
%, sementara TPT untuk tingkat perguruan tinggi mencapai 12,49 %.
“Angka tersebut tergolong tinggi, sehingga saya mengharapkan
mahasiswa statistika bisa menjadi motor penggerak lahirnya jiwa entrepreneur di
lingkungan kampusnya,” ucap Miftahuddin.
Lalu yang keempat adalah kondisi dunia yang berubah begitu cepat dan mengalami lonjakan yang tidak teprediksi. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah VUCA, akronim dari Votality (sebuah perubahan yang sangat cepat dan rentan), Uncertainty (sebuah ketidakpastian), Complexity (sebuah kerumitan) dan Ambiguity (sebuah kerancuan).
Lalu Miftah menambahkan satu poin lagi yaitu
Multidimensional.
“Setelah memiliki data, perkuat planning, dan literasi religiusitas. Insya Allah empat tantangan ini
bisa kita hadapi dengan semangat
silaturahmi yang kuat dan terus bersinergi,” ucapnya.
Munas IHMSI kali ini dihadiri 43 himpunan mahasiswa
statistika dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Adapun salah satu
agenda munas ini adalah pemilihan Sekretaris Jendral IHMSI untuk periode
selanjutnya.
Pada kegiatan ini juga turut dilaksanakan diskusi ilmiah,
yang menghadirkan dua pemateri yaitu Sekretaris Utama BPS Pusat Margo Yuwono
dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali. []