Bukti tersebut dicatat oleh Ibnu Bathutah saat mengunjungi Cina. Bathutah menulis: “Di setiap kota terdapat satu wilayah khusus untuk orang Islam, mereka sangat dimuliakan dan dihormati penduduk Cina lainnya.”
ilustrasi muslim di Cina |
Saad bin Abi Waqqas punya posisi
terhormat, tidak Cuma sebagai sahabat Rasulallah Saw. Tapi lebih dari itu,
dialah orang yang berjasa menyebarkan Islam di daratan Cina. Menurut ahli sejarah, Islam
berkembang di Cina sekitar tahun 9
hingga 14 Hijrah. Saad bin Abi Waqashlah yang membawanya.
Dia berdakwah kepada masyarakat Cina dengan
akhlak, sehingga Islam menyebar tanpa pertumpahan darah. Salah seorang yang
berjuang bersamanya bernama Yusuf. Saat ini jika ada nama Saa Yu di Cina [itu
berarti Saad dan Yusuf] satu pertanda kedua tokoh ini begitu dihormati serta
diterima oleh masyarakat Cina.
Pada zaman pemerintahan Khalifah
Usman bin Affan, Saad bin Abi Waqash diutus bersama 10 sahabat lainnya ke Cina.
Saat itu dalam pemerintahan Maharaja Yung Wei dari Dinasti Tang. Walaupun Yung
Wei menolak Islam, tetapi akhlak Saad dan sahabat lain telah memikat Yung Wei
dan menganggap Islam sebagai agama yang baik. Yung Wei memberi kebebasan kepada
Saad berdakwah dan mendirikan masjid. Seruan Islam diterima dengan sangat baik
oleh masyarakat Cina daratan saat itu.
Islam diterima karena dinilai
sejalah dengan perilaku masyarakat saat itu dimana akhlak atau etika
diutamakan. Sebagaimana ajaran dalam Confucius-ajaran Kung Fu Tze. Saad bin Abi Waqash ra berada di Cina hingga
akhir hidupnya. Jenazahnya dimakamkan di Kwangchou. Di sisi makam itu berdiri masjid
yang hingga kini dikenal sebagai masjid Saad bin Abi Waqash.
Makam Saad bin Abi Waqash |
Perkembangan Islam di Cina
berjalan dengan tanpa hambatan. Semasa Bani Umayah, Qutaibah bin Muslim
mengembangkan Islam sampai perbatasan Cina di Timur Laut. Pada tahun 710-712
Masehi. Khalifah al Walid mengantar seorang duta ke negeri ini. Lalu pada masa
Khalifah Hisyam dia mengutus seorang bernama Sulaema Raja Hsuan Tsung.
Pada masa Abbasiyah hubungan
dengan Cina begitu mesra. Misalnya ketika Raja Su Tsung mengadapi pemberontakan
di wilayah Si Ngan dan Honan, Khalifah Al Mansur mengirim bala tentara membantu
Raja Su Tsung. Setelah pemberontak dikalahkan, banyak tentara Islam menetap di
Cina dan menikah dengan penduduk setempat.
Strategi seperti ini berhasil
mempertahankan Islam selama tiga dinasti di Cina. Yaitu pada masa Dinasti Tang,
Sung, dan Yuan. Banyak yang muncul tokoh terkemuka saat itu. Cina menjadi pusat
perdagangan terkenal, puncaknya di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid tahun 786-809
Masehi. Bahkan Islam berhasi masuk ke Negara tetangga Mongol yang terkenal
kejam. Sejarah mencatat masa pemerintahan Kubilai Khan delapan dari 12 gubernurnya
memeluk Islam. Hingga pada tahun 1335 kerajaan Mongol mengakui Islam sebagai
agama resmi.
Bukti tersebut dicatat oleh Ibnu
Bathutah saat mengunjungi Cina. Bathutah menulis: “Di setiap kota terdapat satu
wilayah khusus untuk orang Islam, mereka sangat dimuliakan dan dihormati
penduduk Cina lainnya.”
Kerajaan Mongol akhirnnya diambil
alih oleh Dinasti Ming pada tahun 1368 Masehi setelah berkuasa selama 90 tahun
di Cina. Raja Ming Tsai Tsu permaisuri Ming menganut Islam. Raja Ming juga
mengarang ratusan syair yang memuji Rasulallah Saw dan hingga kini nukilan
syair itu terukir abadi di Masjid di Nanking.
Saat itu juga diutus negarawan
Islam Laksamana Syed Cheng Ho untuk menyebarkan Islam. Tujuannya di Negara Pasifik
Selatan termasuk gugusan kepulauan Melayu, India, Arab, dan Afrika Timur. Ceng
Ho merupakan keturunan Syed Syamsuddin, pembesar Islam berbangsa Arab yang
pernah jadi Gubernur di Yunan.
Makam Saad bin Abi Waqash |
Dia adalah master mind yang
menyebarkan kebangkitan Islam di Cina melalui perdagangan, militer, hubungan diplomatic,
dan pernikahan. Islam dibawa ke Melayu juga diantaranya oleh bangsa Cina.
Tahun 1909 berdiri komunitas
muslim pertama di Cina, Shanghai Islamic Board of Direktoctor. Pada tahun 1925
juga berdiri Organisasi Akademis dan Kultur bersamaan dengan munculnya organisasi
Asosiasi Cina Hui dan sejumlah organisasi pemuda lainnya.
Tahun 1949 ketika Komunis
berkuasa di Cina, pemberontakan serta revolusi Mao Tze Tung mengubah warna
keragamaan di Cina. Islam dan agama lain seperti Budha menjadi sasaran
penghapusan. Banyak masjid dan vihara Budha dihancurkan.
Setelah Mao Tze Tung meninggal pada tahun 1976, Islam kembali
diberi kebebasan di Negara itu. Di Wilayah Xinjiang banyak muslim Cina bersuku
Hui menguasai perdagangan, selain itu kawasan di Yunan juga banyak pemeluk
Islam. [irfan Budiman/berbagai sumber]