Laporan: Saadatul abadaih
WASATHA.COM, Banda Aceh- Pemutaran Flm Ajarkan Aku Aceh berlangsung antusias dengan cuitan dan gelak tawa tamu undangan yang membajiri gedung Taman Budaya dalam memperingati 15 tahun Tsunami Aceh, kamis (26/12/2019) siang.
Pantauan Wasatha.com, terlihat seisi ruangan dipenuhi oleh sejumlah tamu undangan yang turut hadir memeriahkan acara nonton bersama (nobar) siang itu.
Walaupun kondisi kapasitas yang kurang tercukupi namun tidak menyurutkan minat penonton dalam menyaksikan pemutaran flm Ajarkan Aku Aceh.
Terlihat dari pukul 14:00 sejumlah tamu undangan terus berdatangan ke lokasi, mulai dari kalangan anak- anak, remaja, dewasa juga orang tua.
Semuanya nampak tegang dan penasaran dengan premier Ajarkan Aku Aceh.
Tidak terkecuali mereka turut mengabadikan moment berswafoto disela-sela pemutaran flm. Tak ketinggalan juga, mobil yang bertuliskan "Aceh asia" juga becak yang digunakan dalam pembuatan film tersebut turut dihadirkan sebagai spot untuk berswafoto dan penambah ciri khas flm Ajarkan Aku Aceh.
Sebelum film di putar, sebagai bentuk mengenang 15 tahun tsunami silam, doa serta zikir bersama turut di lafadkan yang dipimpin oleh para santri Dayah Modern Ulumul Quran Banda Aceh dan disejukkan dengan lantunan ayah suci Al Qur'an.
Kemeriahan acara semakin terlihat di detik- detik puncak pemutaran flim, ditemani jajan snack Rihoen Makaroni para peserta tidak sabar melepas penasaran yang sejak tadi terus terngiang dalam pikiran.
Setelah Serangkaian persembahan di tampilan, kurang lebih sekitar pukul 15:30 tibalah pemutaran flm yang nantikan.
Mulanya ruang yang terang benderang dalam sekejap padam hilang cahaya serta hilang keriuhan. Semua terdiam, membisu hanya tangan yang bergerak mengimbangi benda kecil persegi empat fokus kelayar merekam jejak pemutaran premier Ajarkan Aku Aceh.
Alur cerita yang dikemas semenarik mungkin berhasil menarik mata penonton kala itu, aksi aktor pemeran Gam Pacok serta Ros menyulap keseriusan menjadi gelak tawa serta siulan dari pojok ruangan.
Dalam kisahnya Gam pacok adalah seorang tukang becak biasa akan tetapi memiliki pengetahuan tentang mitigasi dan evakuasi bencana gempa dan tsunami, sedangkan Ros adalah seorang wisatawan dari Malaysia yang takut akan Gempa dan Tsunami tiba-tiba terjadi lagi, dalam pikirannya Aceh adalah daerah yang menakutkan untuk dikunjungi.
Aksi yang diperankan dari kedua tokoh ini mampu menghibur para penikmat flm saat itu, tepuk tangan yang meriah menggema seisi ruangan, berharap Gam Pacok dan Ros menjadi dua sejoli.
Namun ini hanyalah selingan dalam sebuah karya agar penikmat tidak merasa jenuh dengan flm yang sedang di tayangkan, inti dari flm yang berdurasi 50 menit ini, memberikan informasi evakuasi dan pandangan terhadap bencana gempa tsunami di Aceh 15 tahun silam.
Begitu juga dengan aroma pendidikan serta dakwah melalui majas Aceh yang diucapkan Gam Pacok saat bertemu Ros tidak lupa disajikan sebagai pengingat untuk kita semua bahwa semua yang bernyawa kemanapun hendak ia pergi semua akan merasakan mati.