SAYA sudah teramat sering mendapati
jamaah yang duduk di samping saya, ketika waktu telah memasuki waktu Jumat,
masih asyik dengan telepon genggam (handphone) di tanganya. Membalas pesan whatsApp, scrolling di
instagram dan nonton youtube saat khatib sedang menyampaikan wasiat takwa dan
pesan khutbah.
Rata-rata mereka itu remaja,
mahasiswa, tidak sedikit juga kaum dewasa milenial dengan pakaian perlente di
hari yang mulia, Jumat. Mereka sedikitpun tak merasa berdosa berselancar di dunia
maya saat khutbah sedang berlangsung, santai membaca status orang dan membalas
pesan yang masuk.
Keadaan demikian sudah lazim terjadi, bahkan cenderung meningkat jika dilakukan pengamatan langsung di masjid.
Keadaan demikian sudah lazim terjadi, bahkan cenderung meningkat jika dilakukan pengamatan langsung di masjid.
Gadget telah mengubah sikap
seseorang, obrolan ringan tanpa memegang handphone menjadi barang langka yang
kita saksikan. Dalam setiap kegiatan rapat, pengajian, dan bahkan di ruang
kuliah, jari jemari itu menari ke sana kemari mengikut irama yang diinginkan
pada perangkat hebat tersebut.
Fokus seseorang sering terbagi dua
antara pada acara di mana ia duduk dan pada dunia lain yang terhubung di
perangkat internet, sesekali tertawa atau senyum sendiri meski sama sekali
tidak berhubungan dengan agenda yang sedang dihadapinya. Keadaan ini sering
terjadi di sekitar kita, bahkan pernah juga kita sebagai pelakunya
Momentum Jumat memang spesial alias
ada tata tertib baku yang harus kita ikuti agar Jumatnya sah dan mendapat
pahala. Melarang orang ribut saat khatib berbicara, bukan perbuatan mulia. Tapi
kita juga digolongkan orang yang lalai atau sia-sia.
Terbayang kan? Jika di samping kita ada jamaah asyik berselancar dengan handhpone,hendak menegur tidak bisa, tak ditegur keterlaluan karena juga terlihat dan menyita kekhusu’an kita.
Terbayang kan? Jika di samping kita ada jamaah asyik berselancar dengan handhpone,hendak menegur tidak bisa, tak ditegur keterlaluan karena juga terlihat dan menyita kekhusu’an kita.
“Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, ‘Diamlah, khatib
sedang berkhutbah!’ Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (HR. Bukhari
no. 934 dan Muslim no. 851).
Hadist ini memang soal berkata-kata
atau ribut saat khatib sedang menyampaikan khutbah di atas mimbar. Namun,
revolusi industri juga telah mengubah konsep komunikasi berkata menjadi
menuliskan kata-kata, seperti menulis pesan (chat) di sosial media intinya telah seperti dan hampir melebihi
makna seseorang sedang berkata, karena telah mampu membuat orang tertawa
sendiri jika sedang berselancar di grup-grup layanan pesan seperti WhatsApp.
Kembali pada persoalan masih banyak
jamaah shalat Jumat main handphone, saya teringat kepada dua orang orang
mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Ar-Raniry.
Namanya Zuyadi dan Yulidatullah, mereka merakit alat yag dapat mematikan sinyal handphone saat seseorang berada di areal masjid, alat ini diberi nama Islamic Jammer.
Namanya Zuyadi dan Yulidatullah, mereka merakit alat yag dapat mematikan sinyal handphone saat seseorang berada di areal masjid, alat ini diberi nama Islamic Jammer.
Kedua mahasiswa ini juga punya
pengalaman yang sama, melihat kebiasaan jamaah shalat yang masih asyik dengan
handhpone meski sudah berada di masjid dan sedang melaksanakan ibadah.
Kita berharap, alat itu dikembangkan menjadi lebih sempurna untuk digunakan di seluruh masjid di Aceh, bukan hanya mematikan sinyal tetapi mematikan daya handhpone begitu masuk ke areal dalam masjid di waktu-waktu ibadah berlangsung.
Kita berharap, alat itu dikembangkan menjadi lebih sempurna untuk digunakan di seluruh masjid di Aceh, bukan hanya mematikan sinyal tetapi mematikan daya handhpone begitu masuk ke areal dalam masjid di waktu-waktu ibadah berlangsung.
Bisa juga para khatib setelah rukun
Jumat dibacakan sempurna dapat menambahkan pesan amar makruf nahyi munkar agar
para jamaah shalat segera meletakkan handphonenya jika ingin ibadah jumatnya
sah dan diterima.
Nasihat tambahan soal handphone dapat disampaikan, karena bisa jadi kelakuan jamaah yang masih asik berbalas pesan WhatsApp, memainkan jari jemarinya di layar sentuh gadgetnya karena mereka tidak paham adab dan aturan fiqh tentang shalat Jumat. []
Nasihat tambahan soal handphone dapat disampaikan, karena bisa jadi kelakuan jamaah yang masih asik berbalas pesan WhatsApp, memainkan jari jemarinya di layar sentuh gadgetnya karena mereka tidak paham adab dan aturan fiqh tentang shalat Jumat. []