![]() |
Mahasiswa korban kericuhan di DPRD Jawa Barat. (CNN Indonesia/Huyogo Simbolon) |
WASATHA.COM - Universitas Islam Bandung (Unisba)
kembali menjadi tempat evakuasi mahasiswa korban bentrokan aksi unjuk rasa di
depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (30/9).
Berdasarkan data yang terpampang di papan
pengumuman hingga pukul 19.10 WIB, terdapat 186 mahasiswa berbagai kampus yang
terluka dan mendapatkan perawatan di Aula Unisba.
Dari jumlah tersebut, 14 di antaranya telah dirujuk
ke beberapa rumah sakit. Antara lain RS Sariningsih, RS Halmahera dan RS
Borromeus.
Mereka yang terluka mendapatkan pertolongan medis
dari tim Korps Sukarela (KSR) Unisba, PMI, dan Dinas Kesehatan Provinsi.
Petugas kesehatan dari Unisba menyebutkan rata-rata
mahasiswa yang harus mendapat perawatan kerena mengalami sesak napas, mata
perih, dan luka-luka setelah terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian di
depan Gedung DPRD Jawa Barat.
Hingga berita ini diturunkan, petugas masih
melayani mahasiswa yang terluka. Arus lalu lintas di Jalan Tamansari pun
terpantau cukup sibuk dengan kendaraan yang mengevakuasi demonstran yang
terluka.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat kembali diwarnai kericuhan.
Polisi terpaksa membubarkan peserta aksi setelah diawali dengan pelemparan
botol, batu hingga petasan.
Kericuhan tersebut terjadi sekitar pukul 17.20 WIB.
Awalnya, ratusan massa dari Aliansi Masyarakat Menggugat (Alarm) menggelar
orasi dengan tertib.
Mereka menuntut sejumlah hal berkaitan Rancangan Undang
Undang (RUU) yang dianggap merugikan masyarakat hingga mengadili aparat
keamanan yang bertindak represif.
Massa kemudian melemparkan botol. Menyusul kemudian batu
hingga petasan. Polisi yang bersiaga akhirnya menembakkan meriam air dan
melepaskan gas air mata hingga massa bubar.
Untuk mengendalikan massa, polisi mengerahkan meriam air yang
disemprotkan ke arah massa. Aparat Brimob juga akhirnya maju untuk mendorong
mundur massa yang mencoba merangsek masuk ke gedung.
Setelah itu polisi menembakkan gas air mata ke arah massa
hingga massa berlarian menjauh dari kawasan Gedung DPRD.[Sumber: CNNIndonesia]