Gubernur Sumut Edy Rahmayadi |
WASATHA.COM, MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi meminta peserta Silaturrahmi dan Diskusi para rektor perguruan tinggi segera menghentikan acara dan meninggalkan ruangan jika azan sudah berkumandang. Ia bersedia tidak popular jika perintahnya itu dianggap terlalu ketat.
“Saya berani tidak popular, kalau sudah azan saya perintahkn semua aktivitas berhenti dan segera pergi ke masjid shalat berjamaah,” pintanya saat membuka acara silaturrahmi dan diskusi para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta se Sumatera Utara, di Aula Kantor Gubernur, Rabu (3/10/2018).
Ia juga berharap semua perguruan tinggi yang ada di Sumut berkontribusi bagi kemajuan provinsi yang saat ini ia pimpin. Menurutnya, semua hasil penelitin mahasiswa di Sumut wajib didukung demi kemajuan daerah itu.
“Saya tantang, penelitian yang aplikatif dari perguruan tinggi untuk dibawa kemari. Meski perguruan tinggi itu lembaga vertikall, tapi kami support setiap kampus negeri dan swasta di sini,” katanya disambut aplaus para peserta acara itu.
Edy Rahmayadi merupakan Gubernur Sumut terpilih pada pilkada 2018 yang lalu, ia juga dikenal dekat dengan berbagai kalangan di Sumut.
Pada isu-isu keagamaan bahkan Edy sering terdepan bersama masyarakat, seperti pada kisruh soal pengeras suara di masjid ia justru memintanya untuk tidak dikecilkan.
Pernyataan untuk tidak mengecilkan suara azan pada speaker masjid ia sampaikan saat membuka Muzakarah Ulama di Sumatera Utara beberapa waktu lalu.