Abizal Muhammad Yati* |
ISTIQAMAH merupakan
sifat orang yang beriman yang ditunjukkan melalui kekokohan iman,
konsistensi diri mengerjakan amal shaleh, tangguh dalam menghadapi godaan
kemaksiatan, tidak mudah berubah, tidak mudah goyah, tidak mudah dipengaruhi
dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun.
Abu ‘Amrah Sofyan bin Abdullah As-Saqafy menjumpai
Rasulullah Saw dan berkata: Wahai Rasul beritau saya tentang perkataan (yang
paling penting) dalam Islam dan saya tidak akan bertanya kepada selainmu,
Rasulullah menjawab: Katakan aku beriman kepada Allah, lalu Istiqamahlah.
(HR. Muslim, no. 37).
Jawaban Rasulullah yang sangat singkat ini meuaskan
sahabat tesebut ternyata yang sangat penting
dalam Islam adalah Istiqamah.
Mudah saja mengucapkan iman kepada Allah, mudah
saja mengerjakan amal shaleh, mudah saja meninggalkan maksiat, namun yang paling
sulit adalah bagaiamana semua itu bisa dipertahankan secara berterusan.
Sejatinya sifat Istiqamah harus melekat erat dalam
pribadi Muslim, lihat bagaimana Aisyah menyebutkan bahwa Rasulullah Saw apabila
mengerjakan suatu amalan maka beliau mengerjakannya secara terus menerus.
Rasulullah Saw juga bersabda: Amal yang paling disukai oleh Allah adalah yang
dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit (HR. Muslim, no. 782).
Istiqamah memiliki lima keistemawaan, pertama:
dibebaskan dari sifat munafik, Allah menyebutkan sifat orang munafiq dalam
Al-Qur’an mereka mengucapkan iman dengan mulut namun hati mereka tidak beriman,
mereka melaksankan ibadah jika banyak orang yang melihat, mereka beribadah
namun hati mereka malas mengerjakannya (lihat QS. An-Nisa’: 142).
Kedua: ditutup
Ajalnya dengan amal shaleh yang ia tekuni, Ibnu Katsir menyebutkan:
من عاش على شيئ مات عليه
barangsiapa yang terbiasa mengerjakan sesuatu
maka akan ditutup ajalnya dengan kebiasaan tersebut.
Jika seseorang gemar mengerjakan amal shaleh maka
Allah akan tutup ajalnya dengan amal shaleh tersebut.
Lihat Bagaimana Allah menutup ajal Umar bin Khattab, ketika Umar menunaikan
shalat subuh ditusuk tubuhnya oleh seseorang sehingga ia jatuh pingsan. Ia
dibawa kerumahnya, Umar dibangunkan namun tetap tidak sadarkan diri.
Berkata Miswar bin Makhzum ‘ kalian tidak akan bisa
membangunkan Umar kecuali dengan satu kalimat ’yaitu shalat’, lalu dibiskkan ke
telinga Umar, “shalat Wahai Umar”, Umar langsung terbangun mendengarkan
kalimat Shalat tersebut dan berkata اصلى الناس
sudahkan orang mendirikan shalat? Lantas Umar menangkat Takbir untuk shalat tanpa memperdulikan luka
ditubuhnya, akhirnya ia pun menghembuskan nafasnya dengan shalat tersebut (Muhammad
Yusuf Alkandahlawy, Hayatus Sahabah, hal.76).
Ketiga: Dimudahkan ketika menghadapi Sakratul Maut. Mati itu sangat mengerikan, Rasulullah Saw
bersabda وان الموت لسكرات sesugguhnya
mati itu sangat sakit (HR.
Bukhari).
Namun Sebagian hamba Allah mendapatkat
ketenangan yang luar biasa ketika ia menghadapi sakratul maut, bahkan ia
merasakan kelezatan mati tersebut. Merekalah orang-orang yang Istiqamah.
Allah
berfirman: Sesugguhnya orang yang mengatakan Tuhan kami Allah, lalu mereka
Istiqamah, akan turun malaikat kepada mereka, (malaikat tersebut berkata)
janganlah kalian takut, jangan kalian bersedih, dan berilah mereka kabar
gembira dengan surga yang telah dijanjikan (QS. Fushilat: 30). Rasulullah
Bersabda: ... Orang beriman, (ketika wafat) malaikat tersebut memberinya kabar
gembira dengan rahmatNya, RidhaNya dan SurgaNya sehingga ia suka berjumpa
dengan Allah, dan Allah juga suka berjumpa dengannnya…(Muttafaqun ‘Alaih).
Keempat: Akan ditemani oleh amal shalehnya
ketika berada dalam kuburnya. Rasulullah
Saw bersabda, tiga yang mengiringi mayat, ia diiringi oleh keluarganya,
hartanya dan amalnya, pergi dua tinggal satu, pergi harta dan keluarganya maka
tinggalah amalnya. (Muttafaqun Alaih).
Kelima: dibangkitkan dari kubur dengan
kebiasaan baik yang ia sukai. Ketika
malaikat Israfil meniup angin sangka kala, maka bangkitlah manusia dari
kuburnya dalam keadaan telanjang dan penuh kebingungan, terlihatlah oleh mereka
akan kedahsyatan hari kiamat. Beragam kondisi manusia ketika dibangkitkan
sesesuai perbuatan yang mereka terbiasa melakukannya di dunia dan sesuai
kondisi kematian mereka.
Jabir bin Abdulah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw
bersabda: setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi kematian mereka
(HR. Muslim, no. 2878). Di antara mereka ada yang dibangkitkan penuh dengan
cahaya diwajahnya, di anggota tubuhnya, samping kiri dan kanannya, cahaya
tersebut merupakan bekas amal shaleh yang mereka terbiasa mengerjakan selama di
dunia.
Inilah yang disebutkan Allah dalam Al-Qur’an: (yaitu)
pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan
kepada meraka): "Pada hari Ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar".
(Qs. Al-hadid: 12).
Begitu istimewanya memiliki sifat Istiqamah sehingga
mampu memberi pertolongan hingga ke alam akhirat, semoga saja kita bisa
memiliki sifat Istiqamah ini.
Ada satu kiat yang diajarkan Rasulullah kepada
Mu’az bin Jabal agar bisa memilki sifat Istiqamah ini, Rasulullah berpesan
kepada Mu’az, wahai Mu’az demi Allah aku sangat mencintaimu, aku memberimu
wasiat, jangan engakau lupa membaca setiap selesai shalat:
اللهم اعنى على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa terus
mengingatMu, bersyukur kepadaMu dan beribadah kepadaMu dengan sempurna. (HR. Abu Daud).
[*Dr Abizal Muhammad Yati, MA, adalah dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Kabid Pendidikan dan Kaderisasi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Provinsi Aceh]
Artikel Terkait
Ini Amalan 10 Terakhir Ramadhan