WASATHA.COM, BANDA ACEH- Komunitas Blood for Life Foundation (BFLF) bekerja sama dengan RSUZA Aceh menggelar program nasional bertajuk Hospital School di Sentral Talesemia Rumah sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Jumat (16/03/2018).
Program Hospital School adalah program pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk anak anak penderita Talesemia, Hemofilia, dan Kanker anak.
Pendidikan nasional yang layak mendapat perhatian negara, khususnya pemerintah provinsi Aceh.
“Ini merupakan program satu-satunya dan pertama di Indonesia. Kami menginginkan agar anak anak penderita ini mendapatkan haknya secara optimal dan layak sebagaimana anak anak lainnya” ujar Michael kepada Wasatha.com.
Program yang dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada penderita dan juga minat bakat serta mengejar ketertinggalan anak-anak penderita yang selama ini tidak melakukan proses belajar di sekolah selama proses perawatan di rumah sakit.
“Minimal dalam sebulan, mereka tidak bersekolah selama satu pekan. Bahkan banyak yang putus sekolah disebabkan jarang sekolah dan merasa tertinggal dalam pelajaran," Kata Michael.
Dari data yang diperoleh BFLF hingga kini jumlah penderita talesemia anak berjumlah 355 orang, penderita Kanker anak 55 orang dan hemofilia anak 60 orang. Usia tiga tahun hingga usia sekolah SMA.
Sebelum dimulai hospital School akan dilakukan pra test untuk mengetahui kemampuan mereka.
Michael berharap program ini mendapat perhatian dari pemerintah khususnya dinas pendidikan sehingga dapat disamakan dengan program home Schooling yang mendapat legalitas dan ijazah untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
“Meski ini program pertama, namun saya berharap program ini suatu saat akan mendapat semacam legalitas yang disamakan dengan home schooling. Anak didik hospital school akan diakui dan memiliki kurikulum sendiri," ungkap Michael.
Persiapan pendirian hospital school dilakukan sejak tiga bulan lalu bekerjasama dengan privat Anak Sholeh yang melibatkan mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Launching akan segerla dilakulan setelah dilakukan evaluasi dalam dua pekan yang akan datang.
“Kita berharap banyak pihak yang akan menyambut baik program ini dan membantu terutama kebutuhan peralatam sekolah seperti tas, alat tulis dan buku bacaan serta alat bermain”.
Sampai saat ini BFLF telah melakukan MOU dengan pihak RSUZA terkait program ini. MoU berlaku sejak 1 Februari 2017 hingga 31 janjari 2019.
Saat ini BFLF dikenal aktif dalam membantu pemenuhan darah, penyediaan rumah singgah, serta ambulan khusus talesmia dan kanker anak.
BFLF memiliki empat rumah singgah untuk melayani pasien dan keluarga miskin. Di banda Aceh dua buah rumah singgah, Tapaktuan, dan Jakarta Timur (khusus anak yatim) satu buah.
BFLF sudah memilik cabang hampir di 23 kabuten kota se Aceh, serta di propinsi Riau, Kepri, dan selanjutnya di NTT dan Papua. []