wasatha.com |
WASATHA.COM - Dinamika Aceh sepuluh tahun ke depan akan banyak dipengaruhi oleh keberadaan dayah berbasis modern alias Dayah Zaman Now Yang menggeser dominasi dayah tradisional.
"Saat ini Aceh diwarnai dengan pengaruh dayah tradisional dan tradisional modern, tetapi melihat fenomena ke depan ini akan tergeser," kata Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, P.hD Kamis (14/12/2017) saat memberikan ulasan tentang Dayah di Aceh pada Fokus Group Discussion (FGD) hasil penelitian Lentera Aceh Institute.
Kamaruzzaman yang akrab disapa KBA ini membagi dayah ke dalam lima tipe berdasar hasil kajiannya selama ini.
Berikut Lima model dayah saat ini yang berkembang di Aceh.
Pertama, dayah yang masih mempertahankan keorisinilanya. Secara sistem tak mau bernegosiasi dengan konteks kekinian.
Kedua, dayah tradisional, tapi manajemen sudah modern . Kepemimpinan pun sudah kolektif . Santrinya juga mulai masuk perguruan tinggi modern. Dayah ini banyak mewarnai pemikiran di Aceh.
Ketiga, dayah model modern. Berbasis sekolah Terpadu. Beberapa dayah mulai menjuruskan keahlian santrinya kepada keilmuan modern. Rata-rata Lulusan dayah disiapkan masuk perguruan tinggi ternama di tanah air.
Keempat, model dayah berbasis sekolah Islam Terpadu.
Kelima, model dayah yang mengadopsi gagasan-gagasan timur tengah. Pascatsunami dayah model ini tumbuh terutama di Banda Aceh dan Aceh Besar yang memiliki koneksi langsung ke Timur Tengah.
Menurut KBA saat ini ada pergeseran pandang masyarakat dalam mengimajinasi keshalehan anak-anak.
Saat ini orangtua lebih bangga anaknya jadi hafidz Alquran ketimbang jago pidato.
"Dulu Kita bangga dengan anak yang jago pidato Dan ceramah bila lulus dari dayah. Sekarang orangtua bangga anaknya hafidz quran bisa jadi imam tarawih," ujarnya.
Sementara itu, hasil penelitian tim Lentera Institute menyimpulkan saat ini manajemen di dayah sudah berjalan dengan baik.
Direktur Lentera Institute Dr Saifullah Isri mengatakan, meski manajemen dayah baik namun mayoritas dayah belum menerapkan manajemen berbasis mutu sebagaimana ditetapkan Dinas Dayah.
Teungku dayah juga sudah berperan baik dalam meningkatkan prestasi belajar santri. Namun belum maksimal Dalam pendekatan metode belajar dengan kurikulum Dari dinas dayah sehingga mutu pembelajaran belum maksimal.
Pada penelitian ini diungkap juga masih minimnya fasilitas pendukung untuk peningkatan mutu Pendidikan dayah.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Dr Bustami Usman, MSi juga hadir memberikan ulasan tentang Dayah saat ini.