SHALAT lima waktu sehari semalam merupakan ibadah utama yang menjadi kewajiban setiap pribadi muslim yang sudah baligh dan berakal sebagai bentuk ketaatan paling utama dari puncak kepatuhan dan penghambaan diri kepada Allah SWT dan penyelamat di akhirat kelak.
Namun demikian, shalat juga ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan–gerakan yang dilakukan dalam shalat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi kesehatan, shalat adalah gudangnya obat dari berbagai macam penyakit.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz Husni Suardi, A.Md, Pengurus Wilayah Badan Koordinasi Mubaligh se-Indonesia (Bakomubin) Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (8/11/2017) malam.
"Shalat ini obat dari segala macam penyakit dan solusi atas semua masalah kesehatan. Gerakan shalat sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW bermanfaat bagi kesehatan kita. Karena itu, mari kita perbanyak shalat, tidak hanya shalat wajib lima waktu juga shalat sunat tiap hari kalau mau sehat," ujar Ustaz Husni Suardi.
Menurutnya, gerakan shalat tiap hari jika dilakukan dengan Tumakninah atau tertib rukun, mulai dari takbiratul ihram hingga salam akan mampu menghilangkan dan menyembuhkan hingga 250 macam penyakit dalam tubuh kita. "Karenanya, jangan cari waktu luang, tapi luangkan waktu untuk shalat sunat setelah shalat wajib," jelasnya..
Ustaz Husni menyebutkan, shalat yang diawali Takbiratul Ihram dengan berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat paling sempurna bagi kedua tangan. Sikap seperti ini memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung, serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari persendian tangan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lancar. Hal ini menghindari timbulnya penyakit persendian seperti rheumatik.
Kedua, rukuk, membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan di atas lutut sehingga punggung sejajar membentuk suatu garis lurus. Sikap yang demikian ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Rukuk juga latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
Ketiga, I'tidal, yaitu bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak. Variasi gerakan berdiri, rukuk, berdiri lagi, kemudian sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar..
Keempat, sujud. Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak terlatih untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak pada waktu itu terletak di bawah.
Di dalam otak manusia terdapat beberapa saraf yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci dari otak memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi sempurna. Tetapi ketika seseorang sujud, darah dapat mengalir memasuki urat saraf tersebut. Urat ini memerlukan darah pada saat-saat tertentu saja. Artinya kebutuhan ini terpenuhi hanya pada waktu shalat.
"Posisi sujud juga mengalirkan darah kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak.. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Dengan kata lain, sujud yang Tuma'ninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena itu, lakukan sujud dengan Tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak," jelasnya.
Kelima, duduk setelah sujud baik tahiyat awal dan tahiyat akhir. Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Pada saat tahiyat awal, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius.
Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Sedangkan duduk tahiyat akhir sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin pria dan saluran vas deferens.
Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Dan terakhir, salam, memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Hal ini sangat berguna untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala, menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Sementara anjuran shalat Tahajjud, itu karena cuaca di malam hari yang dingin dan lembab menyebabkan banyak lemak jenuh melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran.
Dari sini dapat disimpulkan, shalat disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat manusia. Shalat anugerah terindah dari Allah bagi hamba beriman.
"Selama ini shalat yang dilakukan lima kali sehari oleh umat Islam, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi yang melakukan shalat tersebut. Gerakan shalat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang hanya sedikit dari umat Islam yang memahaminya," ungkap Dai yang juga Ketua Departemen Kaderisasi dan Training Bakomubin Aceh ini.