Foto : wasatha | M. Fadhil |
WASATHA.COM – Tokoh Sejarahwan
Aceh Drs Rahman Kaoy mengatakan, Seandainya konsep dulu kita ambil, maka Aceh tetap nomor satu bukan lagi no lima.
“Kalau seandainya konsep dulu
kita ambil tetap kita nomor satu bukan lagi nomor lima,” kata Rahman Kaoy pada
silaturrahami pewaris besar Raja-raja Aceh, keluarga besar Tuanku, keluarga
besar Uleebalang Aceh dan keluarga besar Habaib/Alawiyyin Aceh, di Gampong
Jawa, Banda Aceh, Ahad (09/10/2017).
Tokoh Sejarahwan Aceh ini
menyebutkan, Pertama adanya Balai Setia Ulama, 70 orang ulama yang paling
terkemuka dikumpulkan semuanya untuk melahirkan pemikiran-pemikiran yang cerdas,
pemikiran yang dapat membawa rahmat kepada umat manusia bahkan makhluk-makhluk
Tuhan sampai cacing dalam tanah.
“Yang kedua, Balai Setia Hukama, Balai
Setia Hukama sampai sekarang tidak dibangun. Hukama itu diatas profesor, filsuf
40 orang ahli pikir, orang inilah yang memikirkan bagaimana membangun dunia yang
bahagia dan akhirat yang bahagia,” lanjutnya.
Kemudian Balai Rong Sari,
berjumlah 15 orang 7 diantaranya ulama yang terkemuka disegani dan dihormati
oleh semua masyarakat ditambah dengan 8 ilmuan negarawan yang terkemuka.
“Selanjutnya Balai Gading, balai
ini sampai sekarang masih ada di negeri Belanda dibuat dari gading, tiangnya
gading, lantainya gading semuanya gading orang duduk disitu pun seperti gading.
7 orang ulama yang paling dihormati dan disegani oleh semua ulama-ulama lain
dan juga 4 orang ilmuan yang terkemuka,” ungkap Mantan Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Ar-Raniry ini (red: sekarang UIN Ar-Raniry).
Poin terakhir yaitu, “70
orang perwakilan berbagai daerah yang
sekarang disebut dengan DPR jadi jumlahnya 206 orang yang membangun Nanggroe
Aceh Darussalam. Menjadi nomer lima di Dunia,” imbuh Rahman Kaoy.
Siapa yang diberikan tanggung
jawab oleh Allah SWT, apakah sebagai gubernur Aceh, apakah wali kota Aceh atau
wali dimana saja berada. “Saya yakin dan percaya mereka hatinya baik. Saya yakin
Allah akan memberikan bantuannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Rahman Kaoy
menyebutkan bahwa, Masa yang akan datang, didiklah diri kita, anak kita, putra
kita, putri kita, cucu kita menjadi pemimpin besar masa depan, saya yakin dan
percaya dengan keturunan yang baik akan melahirkan pemimpin yang kebih baik.
“Jadi sudah kewajiban kita untuk
membangun negeri yang kita cintai, untuk membangun Aceh, membangun Indonesia
dan membangun Dunia,” harapnya.
“Harus kita mengahargai dan
menghormati nenek monyang kita, makam indatu kita yang meninggalkan sejarah
yang besar harus kita hargai dan hormati,” pungkasnya*Dhi