PERKARA akhir zaman sungguh menjadi perkara kekinian yang patut mendapat perhatian khusus dari umat Rasulullah Sallallahu ‘Alaiahi Wasallam, mengingat perjuangan umat ini begitu erat kaitannya dengan tanda-tanda akhir zaman yang informasinya telah beliau sampaikan kepada kita.
Dari masa ke masa umat manusia hidup bersama
para nabi, sampailah kenabian itu berakhir pada nabi Muhammad Sallallahu
‘Alaiahi Wasallam, pada umat beliaulah berbagai informasi tentang tanda-tanda
akhir zaman begitu banyak didapatkan, baik dari Al-Quran atau pun dari
sunah-sunah beliau Sallallahu ‘Alaiahi Wasallam.
Isyarat (tanda-tanda) akhir zaman ini merupakan
pekerjaan rumah kita, mengingat di dalam informasi hadits-hadits yang berkenaan
dengan tanda akhir zaman itu secara langsung atau tidak langsung sudah menjadi
tanggung jawab kita untuk mengatasinya, baik berupa perintah, larangan, arahan atau himbauan, semua itu adalah hal
yang telah pasti Nashnya baik dalam Al-Quran ataupun dalam Hadits Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dari saat inilah kita mulai perenungan tentang
Alam Raya akan segera berakhir, saat ini pulalah kita harus dapat memulai
pekerjaan da’wah, mengenalkan kepada khalayak ramai tentang dahsyatnya fenomena
akhir zaman dari fitnah-fitnahnya, dari tanda-tandanya, dari informasi tentang
betapa dekatnya hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh Alam, baik dari kalangan
para malaikatnya, jinnya, manusianya, hewannya, tumbuh-tumbuhannya,
langit-langit dan buminya dan seluruh alam yang diciptakan-Nya.
Telah dekat bagi manusia hari perhitungan
mereka sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi berpaling. (Surat Al-Anbiya’
: 1).
Dan kamu tidak mengerti boleh jadi hari kiamat
itu sudah sangat dekat. (Surat Asy-Syuro : 17).
Maka apakah mereka itu melihat (apa yang mereka
lihat? Terkecuali hari kiamat yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba
sedangkan telah datang ciri-cirinya. (Surat Muhammad : 18).
Terutusnya aku dengan dekatnya hari kiamat
seperti ini (mengisyaratkan dengan menggandengkan jari telunjuk dan jari
tengah) hampir saja mendahuluiku. (HR.Al-Bukhori dan Ahmad).
Demikianlah hari Qiamat itu sudah semakin dekat
dengan alam ini dan penghuninya betul-betul dalam keadaan tidak sadarkan diri
bahkan terlalu jauh terpedaya oleh gemerlapnya dunia yang mengakibatkan mereka
merugi karena tidak mempersiapkan diri menjelang hari qiamat itu.
CINTA SEJATI SEORANG HAMBA.
Ketika orang Baduy bertanya kepada Rasulullah
Sallallahu ‘Alaiahi Wasallam tentang hari kiamat:
Sesungguhnya orang Baduy (orang yang hidup di pedalaman padang pasir)
bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat, lalu Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam berkata: “Sungguh hari
Qiamat itu akan benar- benar terjadi. Perbekalan apa yang telah engkau
persiapkan?”.
Maka orang baduy itu menjawab: “Demi Allah Ya Rasulillah aku belum melakukan
persiapan apa-apa, namun selama hidupku aku selalu mencintai Allah dan
RasulNya”, maka Rasulillah berkata: “Engkau akan bersama yang engkau cintai”,
maka tidak ada yang lebih menggembirakan mereka dari apapun selain mendengar
hadits ini. (HR.Albukhori)
Kisah yang terjadi pada hadits ini
menggambarkan betapa cinta seorang hamba kepada Sang Pencipta dan
Rasul-Nya,dapat mengalahkan pengabdian apapun, tentunya kecintaan dari seorang
hamba yang mengerti akan hak dan tanggung jawab kehidupan, bahwa hidup adalah
ekpresi pengabdian secara total meskipun pada batas kemampuan minimal, tanpa
mengurangi Syariat yang telah dibakukan , terucap dengan kata-kata, dibenarkan
didalam hati sanubari, diaplikasikan dengan amal perbuatan, ikhlas dalam
mewujudkannya dan sesuai tuntunan dari suri tauladan Rasul-Nya.
Nampaknya bentuk cinta seperti ini sudah tidak
lagi dimiliki oleh umat Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, cinta yang kita
jumpai saat ini adalah cinta yang dipenuhi hawa nafsu dan kedustaan, cinta yang
membabi buta, cinta penuh dengan khianat yang hanya melahirkan berbagai bentuk
pelanggaran dan dosa-dosa.
Fakta dan bukti konkrit dari cinta buta yang
dilakukan oleh manusia di zaman ini, dengan munculnya berbagai karakter, watak
dan tabiat buruk yang selalu menghiasi dunia, keadaan seperti ini menjelma
dimana-mana, manusia dengan perangai buruknya seakan-akan sudah tidak lagi
mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal mana
yang haram, mana yang hak dan mana yang bathil. Untuk memenuhi kebutuhan hawa
nafsu dan selera buruknya apapun dilakukannya, yang penting tujuannya tercapai.[
Amir Dewan Istanbat | mirajnews].