WASATHA.COM –
Penyerangan bersenjata yang sudah menjurus kepada pemusnahan etnis Muslim di
Rohingya. pada pekan terakhir yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa
dan dikhawatirkan bertambah buruknya situasi di kawasan.
Terkait hal tersebut Jamaah Muslimin
Huzbullah menyatakan sikap mengutuk kepada pihak militer Myanmar sebagai
berikut:
“Ini berhubungan dengan terjadinya
penyerangan dengan senjata berat oleh pihak militer Nyanmar terhadap warga
Muslim Rihingya pada pekan terakhir Agustus 2017 yang mengakibatkan jatuhnya
banyak korban jiwa. Dikhwatirkan jumlahnya bertambah karena buruknya situasi
dikawasan tersebut,” kata Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur, Selasa (29/08/207).
Pertama, Mengutuk
keras penyerangan bersenjata yang sudah menjurus kepada pemusnahan etnis muslim
tersebut yang merupakan kezaliman yang sangat nyata, sebagaimana dinyatakan
dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam Al-Qur’an: “Barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”
(Q.S. Al-Ma’idah [5]: 32);
Kedua, lanjut Yakhsyallah,
Bahwa pihak militer Myanmar beralasan membela diri atas serangan yang dilakukan
oleh kelompok militan dari etnis Rohingya dan menggunakan alasan tersebut untuk
menyerang warga sipil lainnya yang tidak berdosa adalah bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan dan merupakan pelanggaran terhadap hukum Internasional.
Ketiga, Menyerukan
kepada Pemerintah yang sedang berkuasa di Myanmar hendaknya memberikan
perlindungan kepada etnis Rohingya dan memperlakukannya dengan baik sebagaimana
perlakuan terhadap warga negara Myanmar dari etnis yang lain dan mengatasi
konflik yang terjadi dengan mengedepankan pendekatan kemanusiaan bukan
pendekatan militer yang mengakibatkan makin banyaknya jatuh korban.
Keempat, Menyerukan
kepada muslim Rohingya untuk membangkitkan semangat dan kepercayaan diri
sebagai manusia merdeka yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga
negara Myanmar yang lainnya serta berusaha membangun perdamaian dan jauh dari
potensi makar yang sering digunakan sebagai alasan oleh pihak penguasa untuk
menindas gerakan-gerakan yang dinilai separatis.
“Bumi di mana saja dipijak
sejatinya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
memerintahkan agar dimakmurkan dan dijaga dari pengrusakan dalam bentuk apapun,”
ungkap Yakhsyallah.
Kelima, Mengajak
seluruh umat Islam untuk terus membangun kesadaran tentang pentingnya kesatuan
ummat dalam satu Jama’ah dan bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas
kelalaian selama ini terhadap nasib saudara sesama muslimin serta menghimpun
dukungan moral dan material guna membantu umat Islam yang menderita di Myanmar
maupun di seluruh penjuru dunia dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
bagi kemenangan Islam dan Muslimin, serta terwujudnya keadilan dan perdamaian
dunia.
Terakhir, Mendukung
langkah-langkah diplomatis yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah
Republik Indonesia melaksanakan amanat konstitusi yakni aktif ikut serta dalam
upaya menghadirkan perdamaian dunia dan terbebaskannya warga dunia dari semua
bentuk penjajahan dan kezaliman di muka bumi.
“Mendorong Pemerintah Republik
Indonesia untuk lebih intensif melakukan upaya persuasif dengan berbagai pihak
terkait agar konflik di Rohingya dapat segera terselesaikan dengan damai dan
menguntungkan semua pihak,” pungkasnya.*Dhi