Foto Google
DATARAN tinggi Gayo adalah salah satu
daerah yang terletak di provinsi Aceh. Daerah ini mempunyai penduduk asli yaitu
etnis Gayo. Banyak hal menarik yang dapat ditemui di gayo.
Daerah
yang memiliki julukan Negeri diatas Awan ini memiliki beragam objek wisata yang
menarik dan masih bernuansa sangat alami.
Gayo
juga memiliki wisata kuliner yang menarik untuk dijelajahi. Selain objek wisata
dan kuliner yang beragam, berbagai macam prosesi adat juga masih sangat banyak
dijumpai pada masyarakat Gayo.
Masyarakat
Gayo mempunyai cara yang khas dalam semua prosesi adatnya. Misalnya saja pada
saat akan melangsungkan sebuah pernikahan, ada beberapa prosesi yang harus
dilewati calon mempelai baik laki-laki ataupun perempuan.
Salah
satu prosesi yang dilakukan adalah “Beguru” yang diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan calon mempelai untuk memohon izin serta restu untuk
pernikahannya.
Waktu
pelaksanaan prosesi ini dilakukan pada saat malam hari sebelum akad pernikahan
dilangsungkan. Inen Mayak atau Aman Mayak (julukan
kepada calon pengantin) adalah fokus utama dalam pelaksanaan prosesi ini. Salah
satu sisi yang menjadi daya tarik pada prosesi ini adalah adanya isak tangis
haru bahkan hingga histeris yang mewarnai sepanjang kegiatan itu dilangsungkan.
Tidak
jarang orang yang melakukan prosesi beguru ini jatuh pingsan dikarenakan
terlalu hanyut dalam suasana hingga tidak kuat menahan kesedihan dan haru pada
saat itu. Baik Aman Mayak
atau Inen mayak juga orang tuanya
akan menangis sejadi-jadinya. Sebenarnya tangisan ini bukan terjadi tanpa
adanya makna apapun.
Tangisan
ini bagi anak menyiratkan makna bahwa ia akan segera lepas dari tanggung jawab
keluarganya dan menempuh hidup baru bersama pasangannya di kemudian hari. Ia
juga harus memulai membagi kasih sayang antara pasangannya dan kedua orang
tuanya. Sedangkan makna yang tersirat bagi kedua orangtuanya adalah bahwa pada
malam tersebut adalah malam terakhir mereka memiliki anaknya secara utuh
sebelum melepaskan tanggung jawab mereka kepada pasangan anak-anaknya.
Calon
pengantin memeluk orang tuanya, seraya orang tuanya memberikan petuah-petuah
dan nasihat untuk kehidupannya setelah berumah tangga nanti.
Tangisan
pada prosesi ini disebut dengan pepongoten dan
pesan-pesan dari orang tua disebut manat. Kemudian calon
mempelai akan mengitari ruangan sambil bersalaman kepada semua orang yang hadir
pada prosesi ini dan memohon restu. Orang-orang yang hadir dalam prosesi ini
adalah kedua orang tua mempelai, sanak famili, para tokoh dan petinggi masyarakat.
Ada
beberapa perlengkapan yang dihadirkan dalam kegiatan beguru ini. Diantaranya
adalah pakaian untuk calon mempelai dan diletakkan diatas nampan.
Kegiatan
beguru ini sudah ada sejak zaman dahulu. Namun masih tetap eksis dan masih
kerap dilakukan pada era sekarang ini. Nah, beguru ini hanya salah satu dari
sekian banyak kegiatan prosesi yang dilakukan sebelum pernikahan. Semoga saja
prosesi ini tetap dilestarikan sebagai kekayaan adat dan tradisi masyarakat
Indonesia. [Alfita Niamullah]/Tek