FESTIVAL Bazar Amal Sulaimaniyah yang berlangsung mulai tanggal 14-16 April 2017 berlangsung di Taman Bustanudin Salatin atau kerap disapa Taman Sari, Banda Aceh. Terlihat tenda biru dan permainan anak-anak yang tertata rapi memadati pekarangan.
Gelak tawa pengunjung beriringan suara riuh seruan pedagang bazar sulaimaniyah seakan menggambarkan kegembiraan pada waktu itu.
Terlihat dari sudut kiri pekarangan, meja-meja kuliner tersusun rapi memanjang dengan cekatan para pedagang Turki yang memakai rompi merah bermotif ukiran khas turki itu mengaduk-aduk, memotong, memblender dan membungkus masakan yang mereka jual.
Aroma yang sedap sehingga menarik para pengunjungi memadati tenda-tenda kuliner. Beragam kuliner khas Turki dijajakan mulai dari kebab daging, burger khas Turki hingga bermacam juice yang dijual dengan harga yang murah dan pensajian yang unik.
Gelak tawa pengunjung beriringan suara riuh seruan pedagang bazar sulaimaniyah seakan menggambarkan kegembiraan pada waktu itu.
Terlihat dari sudut kiri pekarangan, meja-meja kuliner tersusun rapi memanjang dengan cekatan para pedagang Turki yang memakai rompi merah bermotif ukiran khas turki itu mengaduk-aduk, memotong, memblender dan membungkus masakan yang mereka jual.
Aroma yang sedap sehingga menarik para pengunjungi memadati tenda-tenda kuliner. Beragam kuliner khas Turki dijajakan mulai dari kebab daging, burger khas Turki hingga bermacam juice yang dijual dengan harga yang murah dan pensajian yang unik.
Seperti yang dilakukan salah
seorang pedagang yang berjalan mengelilingi bazar amal, sambil menggendong sebuah
teko besar dan beberapa gelas kosong diikatkan kepinggangnya. Pemuda berusia 25
tahun itu bernama Muhammad Husen Saka, saat ia membungkuk, air berwarna kuning mengalir dari corong mulut teko yang
ia gendong, sehingga menarik perhatian
para pengunjung yang datang melihatnya.
“ayo-ayo siapa lagi yang haus” serunya,
kemudian salah satu pengunjung memberikan uang Rp 5000 dan mengambil
gelas air yang diikat dipinggangnya.
Pancuran air yang keluar dari
mulut teko sehingga memenuhi gelas air yang awalnya kosong. Air kuning itu
merupakan air lemonata yang disajikan di dalam sebuah teko besar yang di gendong oleh pemuda asal Kota Samsual Turki itu.
Teko itu berwarna kuning keemasan
dengan berat sekitar 40 kg jika terisi penuh dengan air lemonata. "minuman Lemonata merupakan olahan dari air perasan buah lemon yang dicampur dengan gula dan es batu" ujar Husen sambil menjual minumannya.
Dalam
tradisi Turki Usmani minuman lemonata ini khusus disajikan di dalam teko yang
serupa dengan labu mesjid. Teko ini mempunya sejarah dari Turki Usmani, setiap hari dan siangnya mereka membuat lemonata khusus
disajikan di dalam teko ini.
Teko dengan berat 40 kg itu harus dipangku dan
disajikan dengan membungkuk badan agar air lemonatanya keluar dari teko.
Juice Lemonata ini dijual seharga Rp 5000 per mangkok.
Dengan harga yang
murah dan pensajian yang unik membuat lemonata ini banyak diminati para
pengunjung di festival bazar amal Sulaimaniyah. [inda
silviana] / Dhi