SABAR merupakan salah satu ciri
mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sabar memiliki ikatan yang tidak
mungkin dipisahkan dari keimanan. Tidak ada keimanan yang tidak disertai
kesabaran.
Allah SWT telah menggambarkan orang-orang yang sabar dengan berbagai gambaran dan sifat positif. Allah juga menambahkan ketinggian derajat dan kebaikan kepada orang yang bersabar.
Allah SWT telah menggambarkan orang-orang yang sabar dengan berbagai gambaran dan sifat positif. Allah juga menambahkan ketinggian derajat dan kebaikan kepada orang yang bersabar.
Demikian
antara lain disampaikan Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda
Aceh, Drs. Tgk. Syamsul Bahri M. Ag saat mengisi pengajian rutin Kaukus
Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi, Jeulingke, Banda
Aceh, Rabu (6/8/2016) malam.
"
Sabar
itu bukanlah pasif dan pasrah pada keadaan, tapi justru berusaha untuk selalu
taat kepada Allah dan meninggalkan segala larangan Allah dengan penuh
kesabaran, meskipun beban yang begitu berat yang harus dijalani," ujar
Tgk. Syamsul Bahri.
Menurutnya,
sabar dan shalat merupakan perintah Allah yang paling utama yang menandakan
kemuliaan bagi seorang hamba-Nya. Jika kita shalat bertujuan untuk mendekatkan
diri kepada Allah sebagai Sang Pencipta, maka dengan adanya sifat sabar Allah
akan mendekati hamba-Nya dengan derajat tertinggi.
Dosen
Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry ini mengungkapkan tiga macam sabar di
jalan Allah yang akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Pertama,
sabar dalam melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT meskipun itu
sangat berat dan penuh rintangan serta godaan. Salah satu contohnya adalah
dalam beribadah shalat dapat di-implementasikan dengan bentuk melawan dan
memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan
menuju masjid dan melaksanakan shalat secara berjamaah, dengan menghadirkan
hati untuk tidak bersikap ‘ujub, riya atau pun cari popularitas lainnya.
Karena
keikhlasan dalam beribadah merupakan syarat mutlak untuk diterimanya semua
amalan yang kita
lakukan, dan kelak pahalanya seseorang yang mampu dan selalu
bersabar di dalam menjaga ketaatannya adalah setara dengan 600 derajat di
hadapan Allah SWT.
Kedua,
sabar dalam usaha untuk menjauhi perbuatan maksiat dan segala larangan Allah.
Sabar sesungguhnya mempunyai dimensi yang lebih pada pengalahan hawa
nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar dapat dibuktikan
dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai
dan tenang di rumah.
Selain
itu, berusaha menjauhi maksiat berarti selalu berupaya menjaga dalam setiap
aktivitas seperti harus menjaga lidah kita dari perbuatan ghibah, ataupun
mencela orang lain. Derajat kemuliaan seseorang yang mampu berbuat sabar, kelak
Allah lipatkan sebanyak 900 derajat, dan ini derajat tertinggi di antara
kesabaran dalam menjalankan ketaatan ataupun sabar ketika sedang diuji oleh
Allah SWT.
Ketiga,
sabar terhadap segala ketentuan dan takdir Allah kepada hamba-Nya, seperti di
saat sedang dalam menghadapi musibah. Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah
sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan yang
lebih baik.
Seseorang
dapat dikatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan
menyerah begitu saja. Seseorang yang selalu bersabar di saat tengah ditimpa
musibah, akan mendapatkan sebanyak 300 derajat kemulyaan dari Allah SWT.
Sabar
merupakan perintah Allah SWT sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Baqarah
ayat 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada
Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar".
Sabar
juga bisa diartikan bisa menahan diri saat kita marah dan punya melakukan
pembalasan setimpal, tapi kita lebih memilih bersabar karena ingin lebih mulia
di sisi Allah.
"Ada
kalanya kita lebih pantas marah terhadap kesalahan yang dibuat orang lain. Misalnya,
saat di di jalan raya. Kita melewati persimpangan dengan lampu hijau, tiba-tiba
dari arah lain orang menorobos lampu merah dan bisa membahayakan kita dan
pengendara lainnya. Saat itu kita sangat wajar marah, tapi kita justru berhenti
dan masih bisa tersenyum sambil membiarkan orang itu terus lewat meskipun telah
melanggar aturan. Di saat itulah kita lebih mulia di sisi Allah meskipun
berat," ungkapnya.
Tgk.
Syamsul Bahri juga mengakui, sabar itu bermanfaat untuk orang banyak, bukan
hanya diri sendiri saja.
"Meskipun
kesabaran seseorang itu ada batasnya, tapi Allah memerintahkan kita untuk bisa
bersabar seperti sabarnya Rasul Ulul Azmi. Jadikanlah sabar dan shalat itu
sebagai penolong dari Allah untuk hambanya," jelas Tgk. Syamsul.
Disebutkannya,
sabar itu tidak boleh pasif tapi harus terus kreatif dan aktif dengan mengajak
orang lain agar juga sabar dan taat di jalan Allah.
"Sabar
itu melakukan sesuatu. Untuk taat secara menyeluruh, harus banyak yang
beribadah. Sedangkan untuk kurangi kejahatan, perlu banyak orang yang
tinggalkan maksiat. Itu tugas kita sebagai bentuk kesabaran di jalan
Allah," katanya.
Sabar
tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau
identik dengan keterzaliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk
merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi.
Karenanya, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini.
Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di
jalan-Nya.