MASYARAKAT Aceh Singkil yang tinggal di perairan sungai Lae Souraya pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai pencari lokan/geling (kerang), menjaring ikan, dan memotong pucuk daun nipah.
Hal ini dilakukan untuk menapkahi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Namun halangan dan rintangan yang mereka hadapi begitu berbahaya dan beresiko tinggi. Bisa-bisa nyawa menjadi taruhannya, karena mereka harus berhadapan dengan sang predator air tawar, yaitu Buaya muara Aceh Singkil.
Seorang warga Aceh Singkil bernama Rizky AL, tinggal di perairan Desa Suka Makmur, Singkil bercerita
bahwa dikisahkan oleh para tetua penduduk Aceh Singkil dahulu manusia dan buaya saling bersahabat. Ketika para penduduk sedang mencari lokan di sungai, mereka kerap kali bertemu dengan buaya muara. Penduduk setempat sering menyapa
buaya muara itu dengan sebutan "nek".
"Nek, kami tidak bermaksud menggagu tidurmu,
kami hanya ingin mengambil lokan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami
sehari-hari," ungkapan itu sering kali dilontarkan oleh masyarakat setempat ketika ingin mencari kerang di sungai tersebut.
Kononnya lagi, dengan sendirinya buaya muara itu pun pindah ke tempat lain untuk melanjutkan tidurnya.
Kononnya lagi, dengan sendirinya buaya muara itu pun pindah ke tempat lain untuk melanjutkan tidurnya.
Hal ini diakui oleh Zulkarnain. Salah seorang warga Desa Rantau Gedang, Aceh Singkil. Ia membenarkan bahwa dahulu memang manusia bersahabat dengan buaya muara.
Tetapi tidak pada semua manusia, hanya orang-orang yang mempunyai peganganlah ( ilmu penjaga diri ) yang bisa bersahabat dengan buaya muara tersebut.
Tetapi tidak pada semua manusia, hanya orang-orang yang mempunyai peganganlah ( ilmu penjaga diri ) yang bisa bersahabat dengan buaya muara tersebut.
Warga Aceh Singkil percaya bahwa lokan adalah tempat
tidur sang Buaya muara. Timbul pertanyaan,
mengapa sekarang Buaya muara
memakan manusia? Apakah buaya muara merasa terganggu dengan aktifitas ulah tangan manusia? Atau, makanan Buaya muara sekarang sudah habis?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu melintas difikiran siapapun yang melihat fenomena keganasan Buaya muara hari ini.
Menurut Rifan
Darmawan, salah seorang penduduk Desa Teluk Rumbia, Aceh singkil mengatakan, Buaya muara sekarang memakan manusia disebabkan kerena merasa terganggu oleh tingkah laku manusia yang selalu
mengusik tidurnya.
Kemudian pendapat yang lebih kuat adalah makanan buaya muara tersebut sekarang telah habis karena diambil oleh warga. Meskipun demikian, hingga saat ini belum bisa di pastikan apa sebenarnya penyebab buaya muara memangsa manusia.[Jahidin]/Ron
Kemudian pendapat yang lebih kuat adalah makanan buaya muara tersebut sekarang telah habis karena diambil oleh warga. Meskipun demikian, hingga saat ini belum bisa di pastikan apa sebenarnya penyebab buaya muara memangsa manusia.[Jahidin]/Ron