SEIRING dengan berjalannya waktu perkembangan yang terjadi di Aceh pun terus meningkat dimulai dengan renovasi Masjid Raya Baiturrahman, pembangunan jembatan-jembatan hingga pembuatan Fly Over. Namun, Hal itu belum cukup sampai disitu. Yang paling menarik perhatian masyarakat adalah perubahan yang dialami oleh taman Sari yang membuat hampir semua mata tertuju kesana, belum lagi dengan berdirinya bangunan yang unik yang langsung berhadapan dengan masjid Raya Baiturrahman dan berseberangan dengan kantor Wali kota menjadikan bangunan ini menjadi objek yang cocok untuk sekedar berfoto atau menikmati suasana di sore hari. Taman Sari dulunya identik sebagai tempat wisata keluarga sehingga banyak anak-anak yang bermain disana akan tetapi ketika bangunan dengan nama Bustanussalatin. Bangunan ini di bangun bukan hanya untuk anak-anak yang bermain disana akan tetapi juga untuk para remaja.
Kita
mungkin sering berkunjung ke taman sari tapi kebanyakan dari kita belum
mengetahui sejarah dari taman sari, sebenarnya taman sari sudah ada semenjak
abad ke-17 taman sari ini termasuk dari salah satu Bustanussalatin (taman-taman Raja) yang sekarang menjadi salah satu
ikon kota Banda Aceh. Taman sari merupakan satu kompleks dengan masjid raya,
krueng daroy, pinto khop, rumoh Aceh hingga gunongan. Taman sari yang sebelumnya
dibangun untuk putri kini telah berubah menjadi tempat bermain masyarakat bebas
hampir seluruh pendatang yang datang ke Aceh akan melewati atau bahkan singgah
di Taman Sari walaupun hanya untuk beristirahat atau menikmati suasana yang
disuguhkan disana.
Dulunya
Bustanussalatin (taman-taman Raja)
sangatlah indah dan hanya diperuntukkan untuk Raja, keluarga Raja serta putri
sebagaimana gunongan didirikan, namun ketika era terus berkembang dan sejarah
sedikit demi sedikit telah dilupakan membuat sebutan Bustanushalitin (taman-taman raja) untuk taman sari yang sekarang
kuranglah cocok dikarenakan tempatnya yang mulai kurang dijaga dan tidak
mencerminkan bahwa taman ini adalah taman yang pernah diberikan oleh raja
kepada putri sebagai tempat bermainnya putri. Tempat yang mulai dipenuhi dengan
sampah serta dinding-dinding bangunan yang mulai kotor, baik masyarakat dan
pemerintah kurang memerhatikan kebersihan ataupun keindahan yang dimiliki oleh
taman sehingga menyebabkan taman ini kurang terjaga. Taman raja yang dulunya
menjadi tempat yang paling dijaga dan di lindungi sekarang telah menjadi tempat
umum dan kurang dijaga sehingga membuat sejarah yang pernah terlukis disana
hilang dengan perlahan. Masyarakat sekarang pasti kurang mengetahui sejarah
taman sari sendiri sehingga mereka tidak menjaga dan membanggakan taman sari
itu sendiri. Sebelumnya taman ini dikenal dengan nama taman Ghairah kemudian
berganti menjadi taman Sari namun setelah didirikan bangunan yang sangat
menonjol di taman sari serta tulisan yang terletak diatasnya membuat masyarakat
tertarik menyebutkan taman sari dengan sebutan Bustanussalatin.
Ketika
kita membicarakan sejarah pasti tidak pernah lepas dengan ikon-ikon sejarah
yang pernah ada. Aceh sendiri memiliki beberapa ikon sejarah yang membuat Aceh
tidak lepas dengan sejarah yang dimilikinya, namun apakah sejarah yang dimiliki
oleh Aceh masih terjaga? Ini adalah tantangan bagi masyarakat sekarang untuk
menjaga sejarah yang masih tertinggal. [Nurya
Tazkiyah Putri]