Banda Aceh - Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Meuraxa Banda Aceh kini kewalahan menampung pasien akibat meningkatnya kasus Influenza A yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Kapasitas normal ruang IGD yang hanya menampung 28 tempat tidur kini harus melayani lebih dari 45 hingga 50 pasien setiap harinya. Sejumlah pasien bahkan harus dirawat di lorong rumah sakit karena keterbatasan ruang.
Direktur RSUD Meuraxa, dr. Liza Rahmi, mengatakan lonjakan pasien ini mulai terasa sejak akhir Oktober dan terus meningkat hingga awal November.
> “Sebagian besar pasien mengalami gejala demam tinggi, batuk, pilek, dan sesak napas. Berdasarkan pemeriksaan, banyak yang positif Influenza A,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kondisi ini menambah beban kerja tenaga medis di rumah sakit, terutama di bagian gawat darurat. Untuk mengantisipasi, RSUD Meuraxa telah membuka ruang perawatan tambahan dan memperkuat stok obat-obatan serta alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh juga telah menurunkan tim pemantau untuk memeriksa kesiapan rumah sakit dalam menghadapi lonjakan kasus. Kepala Dinkes Kota Banda Aceh, dr. Warsiti, M.Kes, menyebutkan bahwa peningkatan kasus ini masih tergolong dalam fase outbreak musiman, namun masyarakat diminta tetap waspada.
> “Kami imbau warga menjaga daya tahan tubuh, rajin mencuci tangan, memakai masker, serta tidak beraktivitas di luar rumah bila mengalami gejala flu,” ujar dr. Warsiti.
Sementara itu, warga yang datang ke rumah sakit berharap agar pemerintah segera memperluas layanan kesehatan dan melakukan sosialisasi pencegahan lebih masif. “Anak saya demam sejak dua hari, semua ruang sudah penuh, jadi dirawat di lorong,” kata Fadli, warga Lampriet.
Hingga berita ini diturunkan, pihak rumah sakit masih terus menerima pasien baru setiap jamnya. Pemerintah Kota Banda Aceh berencana membuka posko kesehatan tambahan di sejumlah puskesmas untuk menampung pasien bergejala ringan.
