WASATHA.COM - Setelah sekian lama disibukkan dengan padatnya aktivitas dikantor, sekolah, atau dikampus. Liburan akhir pekanpun menjadi salah satu tujuan utama. Keinginan berlibur bersama keluarga, pasangan, ataupun sahabat menjadi topik utama dihari minggu. Namun, apa daya jika para anak kos yang hanya punya uang pas-pasan. Mereka akan memilih diam di kos sambilan rebahan.
Bahkan saya juga begitu, jika uang pas-pasan keinginan untuk berlibur akan saya hapus dari ingatan. Tetapi, saya menemukan cara berlibur tanpa perlu khawatir budget menipis versi saya sendiri. Lumayanlah, untuk menghemat dana diakhir bulan.
Dengan hanya bermodalkan uang sekitar 20 ribu, kamu sudah bisa liburan. Ah mana cukup, pasti tidak cukup dengan uang 20 ribu.Tenang, saya liburan juga tidak mengeluarkan uang lebih dari 20 ribu.
Sebelum akhir minggu tiba, saya memikirkan bagaimana caranya agar saya tetap bisa liburan tanpa mengeluarkan biaya besar. Sebuah ide berlian muncul dipikiran saya, kenapa tidak jalan-jalan pakai bus Transkoetaraja? Lumayan tidak perlu bayar bensin hehehe.
Berlibur dengan bus Transkoetaraja, setidaknya dapat menghemat budget. Apalagi untuk anak kos yang memasuki akhir bulan, yang mau liburan uang tak memadai. Jika tak pergi liburan, pikiran butuh yang segar-segar. Melepas stres juga sangat dibutuhkan. Supaya bisa semangat lagi beraktivitas dihari senin. Maka, disaat genting seperti itu, kita perlu mengeluarkan semua jurus berpikir kreatif kita. Jika uang tak memadai, mending naik bus Transkoetaraja, kamu hanya perlu bermodalkan masker dan handsanatizer, dan jaga jarak dengan penumpang adalah hal yang terpenting.
Transkoetaraja juga akan membawa kamu dibeberapa tempat wisata yang ada di Banda Aceh. Seperti masjid raya Baiturrahman Banda Aceh, Museum Aceh, Museum Stunami, pantai Ulee Lheue, dan bahkan kamu juga bisa berwisata di Kolam mata ie yang terletak di Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Namun, ada beberapa kekhawatiran yang menganggu saya. Apalagi liburan saat pandemi, kita dipaksa untuk tetap waspada. Apalagi, jika memakai kendaraan umum seperti saya. Banyak kekhawatiran yang berkecambuk dipikiran saya. Berbagai sugesti dan prasangka negatif muncul.
Sebelum menghabiskan akhir pekan, saya sudah menyiapkan beberapa hal penting, supaya saya tetap aman. Seperti memakai masker, dan membawa handsanatizer. Jam 11:00, kami menunggu Transkoetaraja di halte masjid Jami' Darussalam. Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya bus sampai. Sebelum naik bus, kita akan disemprotkan handsanatizer yang telah disediakan didalam bus. Kita juga harus memakai masker, dan yang terpenting harus jaga jarak dengan penumpang lain. "Jaga jarak buk, buk tolong jaga jarak," suara salah satu pramugara yang sedang mengarahkan penumpang supaya tetap patuh protokol kesehatan.
Dari halte masjid Jami', bus menuju halte masjid Raya Baiturahman. Sesampainya di halte masjid raya, kami transite bus yang menuju mata ie di koridor 3. Dengan penuh semangat saya langsung naik bus menuju mata ie. "Maaf buk, tidak boleh penuh kita harus patuh protokol kesehatan," suara supir memenuhi ruangan bus Transkoetaraja.
Saya bersyukur, saya bisa naik dengan cepat. Beberapa penumpang juga terpaksa menunggu bus yang lain, karena penumpang tidak boleh berdesak-desakan dan juga harus patuh protokol kesehatan.
Transkoetaraja yang saya naiki tiba di tempat wisata kolam mata ie. Untuk bisa masuk kedalam, saya hanya perlu mengeluarkan budget 4 ribu rupiah, tentunya ini adalah harga yang sangat bersahabat tanpa perlu khawatir dompet menipis. Mata saya langsung tertuju dibeberapa pohon besar disana. Sebuah pemandangan alam yang memberikan ketenangan dipikiran saya. Pepohonan yang rindang dan air yang berwarna hijau turut menghidupkan kesan alami sebuah alam. Sekejap menyadarkan saya akan besarnya nikmat Allah SWT. Air kolam yang berwarna hijau, bersih dan dingin, memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung.
"Air nya bersih, dingin, suasananya enak lah," kata Fitra Liana, salah satu pengunjung asal Lampenerut.
Terlihat beberapa monyet bergelantungan di pepohonan. Bahkan, juga terlihat salah satu monyet yang sedang mengorek-ngorek sisa makanan yang dibuang oleh pengunjung. Beberapa pengunjung mandi dengan bersuka ria. Bahkan ada yang terjun dari atas pembatas kolam, seakan sedang mencari kenikmatan tersendiri dari air berwarna hijau yang dingin. Liburan memang sangat ampuh untuk memulihkan pikiran. Apalagi, setelah melewati berbagai aktivitas yang super padat.
Sebagaimana dikutip dari situs Republika.co.id, Menurut pendapat seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga, Roslina Verauli, M. Psi, liburan pada dasarnya merupakan kesempatan orang untuk bersantai dari aktivitasnya sehari-hari. Liburan bagi anak merupakan kesempatan anak untuk bebas dari urusan sekolahnya dan bersantai sepajang waktu. Sedangkan liburan bagi orang dewasa atau orang tua merupakan kesempatan bersantai dari tugas pekerjaan di kantornya, yang mungkin saja membuat mereka menjadi penat.(Gusti Paramida)
