WASATHA.COM, BANDA ACEH – Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Drs Baharuddin, AR,Msi, Kamis (13/8) pagi membaca Puisi berjudul “Jangan Kalian Koyak Jantung Hati” pada lokasi pembangunan Pagar Unsyiah di depan Mushalla Fathun Mubin, Kopelma Darussalam.
Puisi karya Budayawan Aceh, Barlian AW tersebut sejak dua hari ini beredar di sosial media. Baharuddin AR membacakannya dengan penuh penghayatan. Ia berdiri di dekat pagar beton yang sedang dikerjakan tukang.
Baharuddin adalah warga Kopelma Darussalam yang tidak setuju atas kebijakan Unsyiah yang mulai memagari kawasan kampus. Ia melakukan protes dengan membaca puisi, disaksikan juga oleh sejumlah pekerja bangunan proyek pagar Unsyiah tersebut.
Menurutnya, apa yang dilakukan Unsyiah sebagai bentuk arogansi dan
tidak menghargai sejarah Darussalam yang dibangun para tokoh Aceh semasa
pergerakan.
Diawali dengan Shalat Dhuha di
Mushalla Fathun Mubin, Baharuddin ditemani Teuku Farhan yang juga warga sekitar
melihat langsung proses pengerjaan pagar itu. Sejumlah pengendara, Kamis pagi
terpantau memutar balik ketika mereka mengetahuai jalan sudah ditutup.
Aksi Baharuddin AR sempat
mengundang perhatian warga yang melintas di kawasan itu. Beberapa pengendara
berhenti melihat ia membaca puisi dengan penuh penghayatan.
Berikut puisi ungkapan keresanan
Barlian AW yang dibacakan Baharuddin AR;
Jangan Kalian Koyak Jantung
Hati
"Di persada tanah Iskandar Muda
Dibina kota pelajar megah
Digelar Darussalam sejahtera
Tempat para mahasiswa
Mari putera
Mari puteri
Bekerja sukadarma
Mari putera
Mari puteri
Membina kota mahasiswa"
Itulah
Mars Darussalam
Dulu kami nyanyikan dengan semangat
Tekun dan gegap gempita
Di lapangan tugu tempat Soekarno memahatkan tandatangannya
Di ruang ruang kuliah
Mengalir deras
Ke bilik bilik hati anak negeri
Oh Jantung Hati
Bertahun tahun
menyatukan kami
Syiah Kuala dan Ar Raniry
Kini mars itu tak terdengar lagi
Hingga membuncah tamak dan dengki
Masing masing ingin mengurung diri
Sempadan tembok dan kawat duri
Demi kekuasaan di depan anak istri
Di sela sela kerisauan kami yang tali temali
Kemarin aku ke sana
Kusaksikan ego masing pertinggi
Aku malu sendiri
Sukma kampusku tak ada lagi
Tak mampu diajak menyanyi
Gerah dan parau
Persengketaan
Keserakahan
Ketamakan
Teraduk dalam kuali
Kemanakah tumpah juadah jantung hati
Ah
Aku malu sendiri
Kueja potongan lirik abadi
Mari putera
Mari puteri
Jangankah kalian berkelahi lagi
Jangan kalian koyak koyakkan jantung hati kami
Apakah kalian tak punya naluri
Memang kalian tak tahu diri