“Assalamu’alaikum, Ake sehu (apa kabar)," kata Dr Dyah Erti Idawati, MT dengan bahasa Urdu, menyapa 33 anak pengungsi Rohingya yang sedang asik belajar di BLK Industri Mee Kandang, Gampong Meunasah Mee, Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
“Wa’alaikumsalam, acih khabar (kabar baik)” jawab anak-anak serentak. Dialog selanjutnya berlangsung santai. Seorang petugas UNHCR membantu anak-anak Rohingya berbicara dengan istri Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT, itu.
Dialog itu terjadi saat Dyah Erti Idawati, bersama TP PKK dan Pengurus Badan Kontak Majelis Taklim Aceh, berkunjung ke lokasi penampungan 99 orang warga Rohingya, yang lama terkatung-katung di perairan Selat Malaka.
Selain menyemangati agar terus belajar, Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu, juga membagikan susu kemasan kepada anak-anak tersebut.
“Saya berharap, anak-anak tetap sehat dan sabar di masa-masa sulit ini. Kami seluruh masyarakat Aceh mendo’akan, semiga anak-anak semua bisa segera mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sukses di masa depan, sehingga berdayaguna bagi masyarakat. Tetap semangat ya,” imbau Ibu dari dua orang putra itu.
Usai menemani belajar, Dyah Erti bersama Ketua TP PKK Kota Lhokseumawe juga membagikan santap siang untuk anak-anak Rohingya. Dibimbing oleh para relawan, anak-anak mengantri pembagian makan siang dengan tertib.
“Alhamdulillah, menunya cukup baik untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak. Kemarin saat di Banda Aceh, saya khawatir menunya kurang baik karena membayangkan situasi pengungsian di masa tsunami, makanya hari ini saya berinisiatif masak kuah beulangong untuk anak-anak dan seluruh warga Rohingya di penampungan. Tapi saat melihat menu yang disajikan untuk anak-anak, saya sangat bahagia,” kata Dyah Erti.
Selain sajian khusus kuah beulangong, menu makan yang dibagikan langsung oleh Dyah Erti kepada anak-anak cukup baik, di antaranya daging ayam, sayur mayur dan telur. Para bocah terlihat bersemangat dakam antrian dan dengan lahap menyantap makan siang spesialnya.
Untuk diketahui bersama, Shelter BLK Industri Lhokseumawe menampung 99 warga Rohingya, yang terdiri atas 50 pria dan 49 wanita. Dari jumlah tersebut, sebanyak 32 orang di antaranya adalah anak-anak dan seorang bayi.
Sebelum menyambangi anak-anak, Syah Erti sempat memasak kuah beulangong. Manu khas Aceh di dapur umum yang dikoordinir oleh Satgas Penanganan Pengungsi Rohingya, yang terdiri atas Dinas Sosial Aceh, UNHCR, IOM, Dinas Sosial Kota Lhokseumawe, ACT, Human Interest, Yayasan Geutanyo, Karang Taruna Kota Lhokseumawe serta sejumlah organisasi lainnya.
Saat memasuki komplek BLK Industri Lhokseumawe, Dyah Erti mencontohkan peneraoan protokol kesehatan, dengan mengenakan masker dan mencuci tangan menggunakan sabun di wastafel portabel yang terdapat di gerbang BLK Industri.
Selanjutnya, Dyah Erti menyerahkan sejumlah bantuan ke posko pengungsi. Sejumlah bantuan yang disalurkan hari ini berasal dari TP PKK Aceh, dari pengurus BKMT Pusat dan BKMT Kabupaten/kota. Bantuan yang disalurkan hari ini berupa sembako, sarung, pakaian anak, susu dan sejumlah bantuan lainnya.
“Kehadiran saya ke sini adalah untuk menyalurkan sejumlah bantuan dari TP PKK Aceh, bahkan dari pengurus BKMT pusat dan kabupaten/kota. Semoga ini dapat menggugah empati kita semua. Dalam kunjungan ini, saya juga ingin memastikan kondisi kesehatan para pengungsi dan melihat bentuk bantuan apalagi yang harus kita berikan. Karena setiap penanganan darurat tentu ada kekurangannya, nah itu yang pelan-pelan kita benahi,” ujar Syah Erti.
Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga mengimbau kepada lembaga-lembaga nasional dan internasional bisa terus membantu Aceh dalam kegiatan kemanusiaan ini sert membangun sistem kerja yang baik dan terkoordinasi.
“Sebagai sesama umat manusia, kita tenru beekewajiban membantu. Tapi ownting juga untuk diingat, bahwa masa penanganan kita kepada saudara-saudara Rohingya masih panjang, jangan semua energi dihabiskan di awal. Mari bangun mekanisme kerja yang baik agar penanganan bisa dilakukan secara berkesinambungan hingga status mereka jelas,” imbau Syah Erti.
Dyah Erti juga mengapresiasi seluruh masyarakat, organisasi dan lembaga internasional yang telah tergugah dan melibatkan diri dalam aksi sosial penanganan Rohingya di Aceh.
“Terima kasih dan apreaiasi saya kepada semua yang terlibat. Jangan tinggalkan Pemerintah Aceh, mari kita tangani bersama dengan kerja bersama-sama hingga tuntas. Insya Allah, kerja-kerja kemanusiaan ini dinilai sebagai ibadah oleh Allah. Sekali lagi terima kasih untuk seluruh organisasi dan relawan,” pungkas Dyah Erti. []