WASATHA.COM - Peperangan Muslim versus Yahudi merupakan salah tanda akhir
zaman (ashra tussa’ah) yang disam paik an Nabi Muhammad SAW. Tapi, peperangan
tersebut, merupakan sesuatu yang sulit terbayangkan selama belasan abad.
Sebabnya, entitas Yahudi bukanlah sebuah kekuatan politik dan militer. Tapi, semua itu kemudian menjadi nyata dengan berdirinya Israel pada pertengahan abad ke dua puluh. Sejak itu, peperangan Muslim dan Yahudi berkobar, dan Timur Tengah terus membara, sampai detik ini.
Empat belas abad lalu, Nabi Muhammad SAW, telah menyampaikan bahwa peperangan itu akan terjadi, dan akan membuat batu dan pepohonan ikut berbicara. Namun, ada satu pohon yang tetap diam. Pohon itu bernama Gharqad.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu(RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda , “Hari kiamat belum akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi. Mereka diserang kaum Muslimin hingga bersembunyi d balik batu dan pohon. Namun, batu mau pun tumbuhan akan berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah,di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!’ kecuali pohon Gharqad. Sebab, pohon Gharqad adalah pohon orang Yahudi.” (HR Muslim).
Hadits dengan konten senada juga tertulis dalam berbagai kitab hadits ter kemuka, yang berasal dari berbagai riwayat. Ada yang meriwayatkan bahwa yang berbicara adalah batu, seperti tertulis dalam hadits riwayat Bukhari berikut:
Abu Umar RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, “Bangsa Yahudi nanti akan berperang melawan kali an dan kalian akan mengalahkan mereka, sampai batu pun akan berkata, ‘Wahai Muslim, di belakangku ada orang Yahudi. Bunuhlah dia’.”
Lantas, pohon apakah Gharqad itu? Umumnya, orang merujuk pada dua tanaman berduri yang hidup di padang pasir. Ada yang menyebut Gharqad adalah tanaman yang dalam bahasa Arab disebut Ausaj. Para ilmuwan menyebut spesies ini sebagai Lycium Shawii. Pohon ini kerap pula disebut dengan istilah Boxt horn. Menurut laman milik The Hebrew University of Jerusalem, istilah lainnya adalah Lycium Arabicum Boiss atau Arabian Boxthorn. Tanaman ini masuk kategori semak belukar, yang tingginya satu hingga empat meter.
Namun, sumber lain menyebut Gharqad adalah Nitraria Retusa. Bentuk kedua pohon ini mirip, begitu pun dengan tingginya. Namun, Lycium Shawii dan Nitraria Retusa sebenarnya sangat berbeda dari sisi klasifikasi tumbuhan, sejak ordo, family, hingga genus (lihat: Gharqad, Pohon Yahudi Bernama Belakang Arab).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, beberapa kali menanam pohon, yang kemudian ramai diberitakan sebagai pohon Gharqad. Antara lain penanaman pohon pada Februari 1999 lalu.
Juga penanaman pohon di beberapa tempat lainnya di beberapa pemukiman di wilayah pendudukan Israel, yang disponsori Jewish National Fund (JNF). Langkah Netanyahu menanam pohon yang diduga Gharqad, itu, menuai banyak perbincangan hingga hari ini.
Di Yahoo! Answer, misalnya, seseorang bertanya seperti ini, “Mengapa Israel menanam Boxthorn (Gharqad) lebih daripada pohon-pohon lainnya? Apakah ada alasan spesifik?”
Respons pengguna internet bermacam-macam. Seorang bernama Ever green menyatakan, “Pohon Box-thorn adalah bagian kunci nubuat tentang Israel di akhir zaman.”
Penjawab lainnya, Sameer, menulis, ”Karena pohon Gharqad tidak akan mem beri tahu ….”
“Karena Israel berpikir bahwa ramalan Islam tentang Israel akan terjadi, sehingga lebih baik menanam banyak Boxthorn,” tulis Waleed.
Seorang bernama Arilou, berbeda dengan yang lain. Dia mengatakan, “Israel tidak menanam pohon Boxthorn. Kebanyakan pohon yang ditanam Israel saat ini adalah pinus. Maaf memecahkan gelembungmu.”
“Itu adalah pohon Yahudi,” tulis Redland.
Sedangkan, Kimberly, hanya menulis, “Hmmm…”
Perdebatan di internet, memang selalu berakhir menjadi debat kusir belaka.
Tapi, Israel memang gencar melakukan penghijauan di sana. Bahkan, upaya penanaman pohon itu telah dilakukan sebelum berdirinya negara Israel pada 1948. Jewish National Fund (JNF) merupakan salah satu organisasi yang gencar melakukan penanaman itu. JNF atau Keren Kayemet LeYisrael (KKL), didirikan pada Kongres Zionis kelima di Basel, 1901 lalu.
Sejak didirikan, JNF/KKL gencar membeli tanah saat wilayah Palestina masih berada di bawah Khilafah Turki Usmani. Pada 1935 lalu, misalnya, JNF mengklaim menanam 1,7 juta pohon di kawasan seluas tujuh kilometer persegi, di tanah Palestina.
Kini, apa yang disampaikan Nabi empat belas abad silam, telah menjadi nyata. Muslim telah berperang dengan Yahudi. Zaman sedang menunggu terwujudnya pertanda lainnya, yaitu ketika batu dan pohon berbicara dan mengatakan, “Wahai Muslim, wahai hamba Allah,di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!” serta diam nya pohon Gharqad.
Lantas, sudah berapa banyak pohon Gharqad yang ditanam di Israel? Sampai saat ini, tak ada data pasti. Bahkan, data-data tentang pohon ini terkesan menghilang dari situs-situs di Israel, termasuk situs milik JNF.
Situs organisasi ini mengklaim hanya menanam Zaitun, Pinus, dan Akasia. Hingga 2007, organisasi yang menggalang dana untuk menanam pohon, dengan harga 18 dolar AS per pohon, ini, mengklaim telah menanam lebih dari 240 juta pohon. Jumlah pohon yang ditanam JNF, hampir sama dengan jumlah pen duduk Indonesia.[republika.coid]