Iklan

Iklan

Banjir di Banda Aceh Akibat Saluran Air Bermasalah dan Tersumbat Sampah

Mabrur Muhammad
5/08/20, 22:21 WIB Last Updated 2020-05-08T15:21:03Z

 


WASATHA.COM, Banda Aceh – Banjir dan genangan air yang melanda kawasan Neusu Jaya Banda Aceh disebabkan karena intensitas hujan yang terlalu tinggi dan saluran air yang bermasalah.

 

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar saat meninjau lokasi banjir di Banda Aceh pada Jumat (8/5).

 

Menurutnya, penyebab utamanya karena badan jalan yang lebih rendah dan saluran air di ruas kiri kanan jalan yang sudah tidak berfungsi dengan baik, diperparah lagi dengan tersumbatnya saluran tersebut oleh sampah.

 

Oleh karenanya, DPRK bersama Pemerintah Kota sepakat untuk mengalokasikan anggaran pembangunan ruas jalan di Neusu dan pembangunan saluran air menggunakan dana Otsus pada 2021.

 

DPRK juga mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengambil langkah-langkah antisipatif terkait banjir yang melanda ibu kota Provinsi Aceh.

 

"Kita mendorong pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan atau peningkatan badan jalan dan juga pembuatan saluran drainase dari dana Otsus, tidak hanya untuk jangka pendek, tapi juga untuk jangka panjang," kata Farid yang didampingi Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Wakil Ketua I DPRK, Usman, dan anggota Komisi III DPRK, Irwansyah, usai meninjau kondisi jalan di Neusu Aceh yang tergenang banjir.

 

Hal itu perlu dilakukan dengan pertimbangan bila kondisi darurat atau kondisi buruk terus terjadi nantinya sudah siap untuk diantisipasi, terutama beberapa jalan protokol di Banda Aceh termasuk Jalan KH Ahmad Dahlan dan kawasan pusat kota.

 

Selain itu, kata Farid dibutuhkan kerja sama dari masyarakat untuk membersihkan saluran dan menggalakkan kembali budaya gotong royong. Dengan adanya kerja sama yang baik antara warga dengan pemerintah kota, ia yakin permasalahan banjir dan genangan air tersebut bisa diatasi.

 

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, yang juga ikut meninjau banjir di kawasan Neusu tersebut mengatakan, dirinya turut merasa prihatin atas kondisi banjir yang menerjang Kota Banda Aceh di samping disebabkan oleh kondisi alam akibat curah hujan selama dua hari ini.

 

"Kondisi ini mengakibatkan air meluap, sungai juga ikut meluap dan bersamaan air pasang sehingga pintu air tidak bisa dibuka," kata Aminullah.

 

Aminullah menjelaskan, pintu air baru dibuka sekitar pukul sembilan pagi. Jika pintu air terlalu cepat dibuka, dikhawatirkan air sungai akan meluap ke permukiman warga.

 

"Kita harap kepada DPRK untuk terus melihat situasi seperti ini, supaya ada perbaikan," katanya.

 

Menurut Aminullah, di kawasan Neusu sudah tidak ada masalah lagi, kalaupun terjadi hujan, air langsung surut karena air sungainya masih di bawah permukaan kawasan. Namun, karena kondisi hujan lebat yang turun bersamaan dengan air pasang seperti ini maka perlu penyempurnaan untuk masa yang akan datang.

 

"Kita ingatkan juga kepada masyarakat bahwa situasi ini belum tentu aman, diperkirakan cuaca seperti ini sampai hari Minggu akan hujan, jadi harus berhati-hati agar berada di titik-titik kumpul yang ditetapkan oleh gampong dan juga saling membantu antarwarga, dan tolong berikan informasi-informasi untuk mendapatkan bantuan supaya diutamakan keselamatan jiwa, kalau ada harta segera dibawa dan barang-barang ditinggal di rumah dinaikkan ke posisi yang lebih tinggi," jelas Aminullah.

 

Sementara itu, Mukim Putroe Phang, Kecamatan Baiturrahman, Amirullah, bersama sejumlah warga Neusu Aceh yang melihat kondisi gampongnya mengatakan, kawasan Neusu diperkirakan mulai tergenang banjir setelah subuh akibat hujan lebat yang dibarengi dengan air pasang.

 

"Tidak pernah Neusu digenangi air seperti ini, biarpun hujan lebat tidak pernah seperti ini, mungkin karena berbarengan dengan air pasang maka terjadilah seperti ini," kata Amirullah.

 

Amirullah mengajak masyarakatnya untuk membersihkan saluran-saluran air yang ada di setiap ruas kiri kanan jalan yang sudah sumbat dan tidak berfungsi lagi.

 

"Kita ajak sekali-sekali nanti masyarakat untuk bersih-bersih saluran, padahal ini salurannya ada, tapi mungkin karena sumbat makanya terjadi seperti ini juga," katanya.

 

Selain di kawasan Neusu, Ketua DPRK dan rombongan juga meninjau sejumlah lokasi banjir lainnya di Gampong Lamdingin, Peunit, Lambhuk, Ulee Kareng, dan Lampineung.[]


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Banjir di Banda Aceh Akibat Saluran Air Bermasalah dan Tersumbat Sampah

Terkini

Topik Populer

Iklan