WASATHA.COM, Banda Aceh – Banjir dan genangan air
yang melanda kawasan Neusu Jaya Banda Aceh disebabkan karena intensitas hujan
yang terlalu tinggi dan saluran air yang bermasalah.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak
Umar saat meninjau lokasi banjir di Banda Aceh pada Jumat (8/5).
Menurutnya, penyebab utamanya karena badan jalan yang lebih
rendah dan saluran air di ruas kiri kanan jalan yang sudah tidak berfungsi
dengan baik, diperparah lagi dengan tersumbatnya saluran tersebut oleh sampah.
Oleh karenanya, DPRK bersama Pemerintah Kota sepakat untuk
mengalokasikan anggaran pembangunan ruas jalan di Neusu dan pembangunan saluran
air menggunakan dana Otsus pada 2021.
DPRK juga mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh untuk
mengambil langkah-langkah antisipatif terkait banjir yang melanda ibu kota
Provinsi Aceh.
"Kita mendorong pemerintah untuk mempercepat proses
pembangunan atau peningkatan badan jalan dan juga pembuatan saluran drainase
dari dana Otsus, tidak hanya untuk jangka pendek, tapi juga untuk jangka
panjang," kata Farid yang didampingi Wali Kota Banda Aceh, Aminullah
Usman, Wakil Ketua I DPRK, Usman, dan anggota Komisi III DPRK, Irwansyah, usai
meninjau kondisi jalan di Neusu Aceh yang tergenang banjir.
Hal itu perlu dilakukan dengan pertimbangan bila kondisi
darurat atau kondisi buruk terus terjadi nantinya sudah siap untuk
diantisipasi, terutama beberapa jalan protokol di Banda Aceh termasuk Jalan KH
Ahmad Dahlan dan kawasan pusat kota.
Selain itu, kata Farid dibutuhkan kerja sama dari masyarakat
untuk membersihkan saluran dan menggalakkan kembali budaya gotong royong.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara warga dengan pemerintah kota, ia
yakin permasalahan banjir dan genangan air tersebut bisa diatasi.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, yang juga ikut
meninjau banjir di kawasan Neusu tersebut mengatakan, dirinya turut merasa
prihatin atas kondisi banjir yang menerjang Kota Banda Aceh di samping
disebabkan oleh kondisi alam akibat curah hujan selama dua hari ini.
"Kondisi ini mengakibatkan air meluap, sungai juga ikut
meluap dan bersamaan air pasang sehingga pintu air tidak bisa dibuka,"
kata Aminullah.
Aminullah menjelaskan, pintu air baru dibuka sekitar pukul
sembilan pagi. Jika pintu air terlalu cepat dibuka, dikhawatirkan air sungai
akan meluap ke permukiman warga.
"Kita harap kepada DPRK untuk terus melihat situasi
seperti ini, supaya ada perbaikan," katanya.
Menurut Aminullah, di kawasan Neusu sudah tidak ada masalah
lagi, kalaupun terjadi hujan, air langsung surut karena air sungainya masih di
bawah permukaan kawasan. Namun, karena kondisi hujan lebat yang turun bersamaan
dengan air pasang seperti ini maka perlu penyempurnaan untuk masa yang akan
datang.
"Kita ingatkan juga kepada masyarakat bahwa situasi ini
belum tentu aman, diperkirakan cuaca seperti ini sampai hari Minggu akan hujan,
jadi harus berhati-hati agar berada di titik-titik kumpul yang ditetapkan oleh
gampong dan juga saling membantu antarwarga, dan tolong berikan
informasi-informasi untuk mendapatkan bantuan supaya diutamakan keselamatan
jiwa, kalau ada harta segera dibawa dan barang-barang ditinggal di rumah
dinaikkan ke posisi yang lebih tinggi," jelas Aminullah.
Sementara itu, Mukim Putroe Phang, Kecamatan Baiturrahman,
Amirullah, bersama sejumlah warga Neusu Aceh yang melihat kondisi gampongnya
mengatakan, kawasan Neusu diperkirakan mulai tergenang banjir setelah subuh
akibat hujan lebat yang dibarengi dengan air pasang.
"Tidak pernah Neusu digenangi air seperti ini, biarpun
hujan lebat tidak pernah seperti ini, mungkin karena berbarengan dengan air
pasang maka terjadilah seperti ini," kata Amirullah.
Amirullah mengajak masyarakatnya untuk membersihkan
saluran-saluran air yang ada di setiap ruas kiri kanan jalan yang sudah sumbat
dan tidak berfungsi lagi.
"Kita ajak sekali-sekali nanti masyarakat untuk
bersih-bersih saluran, padahal ini salurannya ada, tapi mungkin karena sumbat
makanya terjadi seperti ini juga," katanya.
Selain di kawasan Neusu, Ketua DPRK dan rombongan juga meninjau sejumlah lokasi banjir lainnya di Gampong Lamdingin, Peunit, Lambhuk, Ulee Kareng, dan Lampineung.[]