![]() |
Eva Elviana. (foto: dok. pribadi | wasatha.com) |
Kaum ibu yang ideal tidak hanya sekedar mengandung, namun seorang ibu harus berkualitas
Oleh: Eva Elviana, penulis merupakan aktivis mahasiswa UIN Ar-Raniry
WASATHA.COM - Di tengah kondisi lingkungan yang
cenderung dinamis, perubahan lingkungan karena globalisasi dan perkembangan teknologi tentu
menuntut kita untuk mengembangkan model-model berpikir dinamis dengan adanya gagasan-gagasan
baru.
Dalam kehidapan
bermasyarakat, perubahan dan gagasan ini dapat diakselerasi oleh tiga hal, yakni pertama adalah Youth; kalangan pemuda atau remaja yang paling peka terhadap
peerubahan kecanggihan teknologi. Yang kedua adalah Netizen; kalangan masyarakat biasa yang peka terhadap perubahan,
kalangan akademis misalnya. Dan pihak ketiga adalah Women;
perempuan yang terkumpul dalam berbagai
organisasi kewanitaan misalnya PKK, persaudaraan wanita dan
sebagainya.
Pada poin ketiga,
disebutkan gerakan khusus tentang peran perempuan yang cukup penting dalam
stabilitas kehidupan bermasyarakat. Para perempuan ini, khususnya yang telah
menjadi ibu atau jakmaknya ibu-ibu atau sering disebut ‘Emak-Emak’ memang terkenal dengan sifat unik dan kemampuan multi taskingnya.
Dan tak herannya
golongan kaum hawa ini memiliki julukan ‘The Power Of Emak-Emak’.
Julukan itu baru kembali disematkan kepada kaum ibu-ibu setelah populernya
istilah ‘Kids Jaman Now’.
Nah sebutan itu
tak lain yaitu ‘Mom(Emak) Jaman Now’. Sebutan ini juga tak jauh untuk
menggambarkan pola tingkah laku emak-emak yang unik dengan berbagai potensinya.
Peran penting
inilah yang membuat perempuan alias ‘Emak Jaman Now’ cukup diperhitungkan pula
di tataran pemerintah, baik
daerah maupun pusat.
Berdasarkan data dari berbagai sumber
yang didapatkan penulis, di tingkat pusat
data menunjukkan pada pemilu 2009 jumlah angggota DPR RI perempuan meningkat
menjadi 101 orang (18,04%) dan
laki-laki menjadi 459 orang (81,6%).
Jumlah ini
mengalami peningkatan dari pemilu 2004, dimana anggota DPR RI perempuan
berjumlah 61 orang (11,5%) dan
laki-laki 489 orang (88,5%). Pemilu
2014 jumlah anggota DPR RI perempuan menurun menjadi 97 orang (17,32%).
Sementar itu, jumlah anggota DPD perempuan hasil pemilu 2014 dan 2009
mengalami peningkatan menjadi 34 orang dari pemilu 2004 yang berjumlah 26
orang.
Nah, Indonesia sendiri telah memiliki delapan menteri perempuan dari total 34 menteri, yang
tidak hanya menangani masalah perempuan dan anak, namun juga masalaah
kesehatan, keuangan, perdagangan dan perencanaan pembangunan nasional. Bahkan Indonesia pernah memiliki presiden perempuaan, yakni Megawati Soekarnoputri.
Selain itu, salah satu perancang mobil listrik Tuxuci, Ricky Elson mengatakan bahwa banyak laki-laki di
Indonesia yang kelihatannya menggangur. Sedangkan banyak ibu-ibu yang justru
bekerja keras di pabrik-pabrik. Ia ingin sekali pemerintah memberdayakan lebih
aktif lagi kaum lelaki supaya pembangunan dapat berrjalan lebih baik lagi.
Kaitannya dengan
pernyataan Ricky Elson ialah dia menganggap apa yang dilihat merupakan
kondisi perempuan di posisi paling bawah.
Perempuan, yang seharusnya mempunyai fitrah menjadi ibu rumah tangga, malah dipaksa bekerja di pabrilk, dan yang dilakukan
laki-laki atau suaminya hanyalah antar jemput sang istri yang bekerja, dan
lainnya hanya bersenang-senang, duduk di warung kopi.
Beberapa
pernyataan malah mengatakan bahwa pabrik lebih menyukai pekerja perempuan
daripada laki-laki karena lebih mudah diatur dan tidak sering minta naik gaji.
Hal inilah yang menyebabkan gerakan buruh bisa di redam.
Multitasking
Perempuan adalah
makhluk multitasking yang bisa melaksanakan semua tugas secara bersamaan. Ia
juga membutuhkan dukungan baik materi maupun moral untuk terus berkarya,
mengembangkan semua potensinya sehingga tercapailah kebijakan yang berpihak dan seimbang antara kebutuhan perempuan dan
kenyataan di lapangan.
Semua ini
bertujuan untuk belajar secara berkelanjutan karena sesungguhnya perempuan tak
kalah dibanding kualitas laki-laki, mereka juga tak hanya dapat bergerak
ditingkatan bawah, namun ia bisa mainkan banyak peran demi tercapainya tujuan
bersama.
Prinsip yang harus
dipahami bahwa perempuan harus dijaga dan dilindungi hak-haknya karena ada
banyak peran yang dimainkan dalam masyarakat baik sebagai anak, istri, ibu,
wanita karir, dan lain-lain yang harus ditumbuhkembangkan.
Pernyataan ini
ada kaitannya dengan hadist rasul: ‘perempuan adalah tiang tiang negara’.
Maksudnya jika perempuan baik, maka baiklah seluruh negeri, sehingga terciptalah tatanan pembangunan yang stabil dan
dinamis mengikuti kehidupan yang
terus menggerus zaman dan kemanusiaan yang masuk kedalamnya. Dari hadist ini
diketahui bahwah peran utama seorang perempuan adalah sebagai seorang ibu.
Memiliki
Peran Lebih Berharga
Mengapa peran
seorang ibu itu lebih berharga? Perempuan merupakan makluk yang dikodratkan oleh
sang khalik sebagia perantara lahirnya manusia dibumi ini. Perempuan diberi
kelebihan untuk bisa mengandung,
melahirkan, memelihara calon manusia dan mendidiknya.
Tugas kaum ibu,
sungguh suatu tugas yang tidak ringan. Allah SWT telah menetukan kodrat wanita
yang berat itu, namun kadangkala kaum Adam kurang mau memahami itu. Perempuan
sebagai ibu adalah pendidik paling utama bagi manusia, kaum ibu yang ideal tidak dapat sekedar mengandung, namun seorang ibu harus berkualitas.
Di dalam rumah,
siapakah yang mempunyai banyak waktu untuk anak-anak? Siapakah yang lebih
mempunyai pengaruh terhadap anak-anak? Siapakah yang lebih dekat kepada
anak-anak? Tidak lain adalah ibu.
Seorang ibu
merupakan seorang yang senantiasa diharapkan kehadirannya bagi anak-anaknya.
Seorang ibu dapat menjadikan anak-anaknya menjadi orang yang baik ataupun
seorang ibu bisa menjadikan anaknya menjadi
orang jahat.
Karena, baik buruknya seorang anak merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi dari baik atau tidaknya seorang ibu yang menjadi panutan anak-anaknya. Disinilah
letaknya peran perempuan sebagai ibu, cukup berat menuntut rasa tanggung jawab
yang tidak ringan.
Berhasil tidaknya
generasi yang ideal ada ditangan kaum perempuan. Jadi penting membangun nilai
positif anak untuk kemajuan suatu bangsa. Maka, saat ini yang kita butuhkan adalah Emak
Zaman now yang tidak hanya cerdas, tapi juga memiliki peran strategis untuk mendidik
dan anak agar menjadi pemimpin di masa depan yang bisa diharapkan membawa
negeri ini kearah yang lebih baik.[]