WASATHA.COM, Gaza - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengumumkan, Yordania dan Palestina sedang mempertimbangkan untuk menutup perbatasan bersama karena jumlah penduduk mereka yang terkena dampak coronavirus terus meningkat.
Middle East Monitor (MEMO) yang , dikutip MINA, Rabu(11/3), mengatakan, dalam sidang kabinet, kedua negara juga dapat meminta pendudukan Israel untuk menutup persimpangan perbatasan Allenby (King Hussein), yang membentang di Sungai Jordan dan menghubungkan Tepi Barat yang diduduki dengan Yordania.
Berbicara pada pertemuan kabinet mingguan di Ramallah, Shtayyeh menyatakan keprihatinan tentang penularan penyakit itu.
Ia mengatakan setiap penutupan perbatasan dan langkah-langkah akan dilakukan dalam koordinasi dengan pendudukan Israel dan Yordania.
Dia mencatat, pemerintah terus berhubungan untuk mengoordinasikan langkah-langkah mereka dalam memerangi virus corona.
“Kami mungkin dipaksa, dalam koordinasi dengan pihak Pendudukan Israel, untuk menutup jembatan penyeberang dalam beberapa hari mendatang,” kata Shtayyeh.
Jembatan itu merupakan satu-satunya pintu keluar dan masuk yang ditunjuk bagi warga Palestina Tepi Barat yang bepergian keluar-masuk wilayah pendudukan Israel.
Rencana mengenai tindakan baru itu muncul tak lama setelah juru bicara Otoritas Palestina melaporkan lima kasus baru virus corona, dengan empat kasus baru di Bethlehem dan satu kasus baru di kota Tulkarem, Tepi Barat Tepi Barat utara, sehingga jumlah total kasus menjadi 25.
“Mudah-mudahan kita tidak perlu melakukan itu,” harapnya.
Gubernur Ramallah, Leila Ghannam hari Rabu (11/3) ini mengeluarkan perintah untuk menutup semua restoran dan kafe Ramallah, daya tarik utama kota itu, untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, bersama dengan penangguhan semua pertemuan di dalam dan di luar negeri.
Menurut Wafa, keputusan itu mulai berlaku hari ini saat fajar, dan akan tetap berlaku tanpa batas waktu.
“Keputusan yang saya ambil didasarkan pada penilaian kembali situasi,” tambahnya, untuk mengatasi wabah yang mungkin berkepanjangan. [mi'raj news agency]