Dr Teuku Chalidin Yacob menjelaskan bagaimana strategi komunitas muslim di Australia dalam melakukan misi dakwah agar orang-orang non muslim tertarik terhadap Islam.
WASATHA.COM,
ACEH BESAR - Pendiri
Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney, Australia, Dr Teuku Chalidin Yacob MA JP, mengisi
ceramah subuh di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjung Selamat, Kecamatan
Darussalam, Aceh Besar, Minggu (16/6/2019).
Ceramah Shubuh Maghfirah
(Shurah) rutin setiap Ahad yang diadakan oleh Badan Kemakmuran Masjid (BKM)
Masjid Babul Maghfirah menghadirkan anggota Dewan Nasional Imam Australia
(Australian National Imams Council – ANIC) ini untuk berbagi ilmu dan
pengalaman kepada pengurus BKM dan umat Islam serta masyarakat khususnya jamaah
tentang bagaimana perkembangan Islam di Australia dan belahan dunia lainnya.
Dr Chalidin warga
Aceh asal Pidie yang sudah hampir 30 tahun menetap di Sidney Australia itu
mengajak jamaah dan seluruh umat muslim agar senantiasa selalu meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah serta berbuat sesuatu untuk mengembangkan Islam melalui
aktivitas -aktivitas dakwah sesuai dengan kemampuan dan peran masing-masing.
Menurutnya umat
muslim harus mampu menampilkan keindahan Islam dimanapun ia berada. Sebab
dengan begitu akan membuat orang lain tertarik untuk memeluk Islam. Hal yang
paling penting pada tahap awal ketika memeluk Islam adalah memperkuat soal
aqidah. Adapun yang lain-lain adalah prioritas berikutnya.
“Jadi kita jangan
sampai membuat sesuatu yang justru orang lain melihat Islam sebagai agama yang
keras, kejam, dan menakutkan. Walaupun tantangan berat yang kita hadapi saat
ini adalah tingginya propaganda kelompok-kelompok yang anti Islam terhadap
Islam dengan dukungan media massa agar Islam terlihat buruk di mata dunia.
Karena itu jangan sampai kita tambah lagi propaganda buruk itu dengan perilaku
yang bertolak belakang dengan Islam,” ujarnya.
Ia menjelaskan Islam
adalah agama yang indah, damai, pemaaf dan akhlak seperti inilah yang
dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam beserta para sahabat
dan khalifah dalam kehidupan mereka.
Lantas Chalidin
menjelaskan bagaimana strategi komunitas muslim di Australia dalam melakukan
misi dakwah agar orang-orang non muslim tertarik terhadap Islam.
"Kita disana
terdiri dari berbagai latar belakang dan pemahaman yang beragam tentang Islam,
jika disini mengenal empat mazhab, maka di komunitas muslim Australia bisa
lebih. Tetapi kita tidak mempermasalahkan perbedaan," ujarnya.
Dengan cara seperti
itu, kata Chalidin umat muslim di Australia akan selalu rukun dan damai.
Meskipun ada juga yang berkarakter keras. Namun poinnya yang ingin disampaikan
adalah semangat memaafkan merupakan letak keindahan Islam. Disitulah daya tarik
yang membuat orang non muslim jatuh hati kepada Islam.
Sebagai contoh, New
Zeland dengan pemeluk Islam yang semakin berkembang, beberapa bulan lalu
terjadi insiden sadis yaitu penembakan jama'ah di sebuah masjid yang sedang
melakukan shalat Jumat. Atas peristiwa tersebut telah menewaskan 50 orang lebih
umat Islam New Zeland.
Diantara korban yang
syahid itu terdapat salah seorang perempuan yang merupakan istri dari seorang
pria muslim asal India. Namun sang suami dari almarhumah yang meninggal itu
justru memaafkan tindakan brutal teroris itu walaupun telah merenggut nyawa
istrinya.
Ketika pria tersebut
di wawancara oleh sebuah media televisi, dan saat ditanya mengapa ia memaafkan
penjahat itu? Lalu ia pun menjawab kalau ia tidak menaruh dendam pada pria itu
serta sudah mengikhlaskan kepergian istrinya.
"Itulah Islam,
sebagaimana nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasulnya. Apalagi kita
baru saja selesai berpuasa di bulan ramadhan yang didalamnya terdapat 10 hari
kedua sebagai malam-malam pengampunan (maghfirah)," tambah Dr Chalidin.
Lanjutnya, jika kita
mampu berbuat demikian maka sungguh Islam itu sangat damai sekali dan itu pula
yang menyebabkan mengapa perkembangan Islam di Australia meningkat.
Hal ini dapat dilihat
dari jumlah pemeluk Islam yang kini sudah mencapai 2,1 persen. Padahal 20 tahun
yang lalu tidak sampai 1 persen. Salah satu alasan mereka masuk Islam adalah
karena mereka melihat Islam sebagai agama pemaaf.
Oleh karena itu, ia
menyatakan tanggung jawab agama ini merupakan tanggung jawab semua muslim untuk
menampilkan Islam yang benar. Tidak hanya dibebankan pada teungku, ustaz,
ulama, dan pendakwah saja.
Ia mengingatkan,
setiap muslim akan dimintai pertanggungjwaban atas apa yang dilakukannya semasa
di dunia manakala seseorang telah meninggal satu saat.
"Lantas kita
semua pasti mengharapkan akhir yang baik yakni husnul khatimah," papar
alumni Dayah Mudi Mesra Samalanga itu.
Sementara itu Ketua
BKM Masjid Babul Maghfirah Ustaz Wirzaini Usman Al-Mutiarai mengharapkan agar
kegiatan Shurah dapat terus berlangsung secara kontinyu setiap hari Ahad atau
waktu-waktu libur.
"Umat Islam
terutama generasi muda harus selalu mendapatkan pencerahan dari para guru-guru
dan peringatan dari ulama-ulama sebab masa depan Islam ada ditangan mereka,"
kata Ketua BKM.
Hal itu pula yang
ditekankan oleh Dr. Tgk T. Chalidin Yacob, MA.,JP. Sesungguhnya peringatan itu
penting bagi umat muslim. Sebagaimana firmanNya ”Dan tetaplah memberi
peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang
beriman” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 55). []