WASATHA.COM, Aceh Besar - Ribuan masyarakat Aceh Besar dan sekitarnya menghadiri Tabligh Akbar Isra Miraj Nabi Muhammad 1440 Hijriah yang diisi Ustadz H. Abdul Somad, Lc,. MA (UAS), di Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Gampong Siem, Darussalam, Rabu (3/4/2019).
Musannif, SE selaku ketua yayasan Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee mengucapkan ribuan terima kasih kepada UAS yang sudah bersedia hadir ke dayah Darul Ihsan. Bagi kami, UAS adalah oase di tahun- tahun politik ini.
"Terima kasih juga kepada Tgk H M Fadhil Rahmi, Lc yang selama ini sudah berkontribusi untuk Darul Ihsan dengan bimbangan IKAT sudah puluhan alumni kami kuliah di Timur Tengah. Juga kepada seluruh panitia dan ribuan jamaah yang telah berhadir," kata Musannif.
Dalam kesempatan itu, UAS menyampaikan ceramah tentang refleksi Isra Miraj, perjalanan Nabi Muhammad naik ke Sidratul Muntaha. Perjalan ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.
Karena pada peristiwa inilah nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
"Saat ini, manusia itu kerap merasa paling canggih dan sombong, terutama dengan perkembangan teknologi mutahir," kata UAS.
Perkembangan teknologi memang telah membuat manusia seperti tak terhalang lagi dengan jarak dan waktu. Jika dulu orang ingin berkirim pesan membutuhkan waktu berhari-hari, saat ini hanya butuh beberapa detik saja.
Tapi sesungguhnya, kecanggihan sudah lebih dulu terjadi pada jaman nabi.
"Masjidil Haram, Makkah ke Masjidil Aqsha dan naik Sidratul Muntaha tidak sampai sepertiga malam. Bukan mengirim surat atau foto, tapi mengirim Nabi Muhammad SAW," kata UAS.
"Mana yang lebih hebat, 2019 atau di zaman nabi?," katanya lagi.
Meski begitu, kata UAS, tetap saja masih ada orang yang tidak percaya dengan peristiwa tersebut, seperti Abu Jahal dan Abu Lahab contohnya.
Mereka bahkan mengolok-olok nabi Muhammad. Mereka meminta nabi untuk mengangkat kakinya sebelah, lalu meminta mengangkat sebelah lagi.
"Dan tentunya tidak bisa. Mereka tertawa terbahak-bahak. Bagaimana bisa terbang ke Masjidil Aqsha. Mereka kafir (ingkar). Mereka tak percaya pada Isra Miraj," kata UAS.
Mengapa mereka tak percaya? "Jawabannya karena mereka tak bisa membaca. Padahal mereka bisa mendapatkan dalam Al-Quran tentang Nabi Sulaiman," jelasnya.
Al-Quran memang telah menggambarkan seorang manusia yang mempunyai ilmu dari al-Kitab mampu memindahkan singgasana Ratu Balqish, penguasa Saba di Yaman, hanya dalam satu kedipan mata, ke Palestina.
Bahkan, kemampuannya itu mengalahkan kemampuan yang dimiliki Ifrit (pengikut Nabi Sulaiman dari golongan Jin) yang hanya mampu memindahkan singgasana itu dalam waktu beberapa detik.
"Sekarang saya tanya, apakah ada titipan kilat saat ini yang bisa bawa kursi dalam waktu lima detik? Tapi di jaman dulu, bahkan sudah ada yang lebih cepat lagi dari Jin Ifrit. Ada seorang laki-laki, dia manusia, Ashif Barkhiya namanya. Dia bahkan bisa membawa kursi dari Yaman ke Palestina, sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip," kata UAS.
Tapi refleksi Isra Miraj dewasa ini, kata UAS, masih menunjukkan banyaknya manusia berkawan dengan jin.
"Padahal sudah berabat-abat umat Islam menang melawan jin. Buktinya jin kalah 'tender' melawan Ashif Barkhiya karena prinsip Nabi Sulaiman bahwa lebih cepat lebih baik," katanya.
UAS mengatakan, apa yang tertulis di Al-Quran itu sesungguhnya adalah pelajaran penting.
"Kita akan maju jika kita kuasai ilmu pengetahuan. Dan sekarang terbukti, siapa yang tercepat, itulah yang menang," katanya.
Karena itu, kata UAS, jika umat Islam ingin dapat bersaing di dunia global, maka harus cepat.
"Pelayanan cepat, cermat, tidak bertele-tele," katanya.
"Ikan sepat ikan gabus. Lebih cepat, lebih bagus," kata UAS lagi sambil berpantun.
Tabligh akbar itu juga dihadiri Ketua Yayasan Dayah H Musannif; Pimpinan Dayah Darul Ihsan, Tgk Muhammad Faisal dan Ketua IKAT, Tgk Muhammad Fadhil Rahmi serta Abu Muhammad Ismi, Lc (Abu Madinah).[]