WASATHA.COM,
Banda Aceh -
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh, Helvizar Ibrahim, meminta seluruh
masyarakat Aceh untuk menghindari penyebaran informasi hoaks. Informasi yang sebenarannya
tidak jelas tersebut dapat memecah belah masyarakat.
Ia mengatakan, informasi hoaks paling banyak tersebar
jelang pemilu, dimana satu pihak menyerang pihak lain dengan ujaran kebencian.
Menurutnya, jika kondisi itu dibiarkan akan menimbulkan
konflik dan pembangunan akan tersendat.
"Hoaks adalah Kejahatan yang merusak demokrasi.
Sebuah senjata efektif untuk merusak demokrasi," katanya
dalam Seminar Nasional “Hoaks dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan
Pembangunan yang Berkeadilan” yang digelar Kantor Staff Kepresidenan di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) pada Selasa (1/4).
Ia juga menyebutkan, sebaran ujaran kebencian akan
membuat masyarakat melakukan kebrutalan. Harusnya, kata dia, masyarakat Aceh
tidak boleh mengabaikan logika dan menghormati nilai kebudayaan dibanding
memenuhi diri dengan aura kebencian. Hoaks ujar dia, sama halnya dengan racun
yang tersaji dalam makanan yang lezat.
Helvizar meminta agar masyarakat Aceh untuk menyaring
seluruh infomasi yang tersebar di ruang publik sebelum disebarkan secara luas.
Dengan demikian informasi yang tersebar pun berupa kebenaran yang punya nilai
positif bagi masyarakat.
Sementara itu Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof
Samsul Rizal, menyebutkan dampak penyebaran informasi bohong sangat dalam bagi
masyarakat.
"Hal itu akan membuat masyarakat bingung dan hidup
dalam kecurigaan," kata dia.
Harusnya sebagai masyarakat yang cerdas, informasi yang
disebar pun haruslah sesuatu yang mencerdaskan. Ia meminta agar sebelum
informasi disebar, masyarakat mengeceknya terlebih dahulu.
"Salah satu simpul penting adalah meneliti setiap
informasi dengan hati-hati," tutup Rektor Unsyiah. []