WASATHA.COM - Matahari
pagi yang bersinar cerah menyapa ketika saya memasuki hutan kota BNI Banda
Aceh, udara segar langsung terasa saat memasuki hutan yang terletak di Desa
Tibang, Kecamatan Syiah Kuala.
Sepanjang
perjalanan yang dilewati begitu banyak pepohonan dengan beragam jenisnya dan
sejauh mata memandang penuh dengan kehijauan. Bukan hanya pepohonan saja yang
bisa dijumpai, tetapi ada juga penangkaran lebah, kolam bakau dan pembibitan
ikan, juga ada taman tematik, dan taman kontemplasi.
Rindangnya
pepohonan membuat kita dapat sangat menikmati perjalanan ini, berwisata ke hutan kota
ini sangat baik untuk menenangkan pikiran setelah seharian atau seminggu
berpacu dengan tugas-tugas, sehingga di hutan kota yang luasnya 7,15 Ha ini
sangat layak dijadikan pilihan wisata di akhir pekan.
Sebuah
kebahagiaan rasanya ketika ada hutan di tengah-tengah padatnya pembangunan
bangunan di Banda Aceh, layaknya sebuah oase yang menjadi pencegah pencemaran
dari polusi udara dan juga penyumbang oksigen.
Hutan
kota ini bukan hanya sekedar sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), namun di hutan
kota ini juga mempunyai spot foto yang instagrammable
bagi yang menyukai fotografi, salah satu spot foto yang paling menarik yaitu di
jembatan masuk yang menyambut kami dengan banyaknya ikan-ikan yang menari-nari
di bawah jembatan tersebut.
Perjalanan
ini semakin menarik ketika melintas di atas jembatan menuju tempat
pembudidayaan hutan bakau, setiap jalan setapak yang kami lalui di atas jembatan
kami melihat begitu luasnya hutan bakau dikiri-kanan dari atas jembatan.
Bukan
hanya jembatan yang dapat dijadikan sebagai spot foto, tetapi ada jembatan
entrance sepanjang 25 meter menjadi penghubung area Hutan Kota dengan area
parkir di pinggir jalan besar. Fasilitas lainnya yang tidak kalah menarik
adalah ramp canopy yang memberikan akses bagi pengunjung untuk
mengamati pohon pada ketinggian tajuknya.
Pada
ketinggian ini masyarakat dapat menikmati daun, bunga, buah dan berbagai
habitat flora serta fauna yang hidup di dalam tajuk pohon. Dari titik tertinggi
ramp yang mencapai 5 meter, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan
sekeliling hutan kota yang dipenuhi area rawa dan pantai.
Ternyata
Hutan Kota ini bukan hanya sebagai tempat rekreasi saja, Hutan Kota BNI yang
terletak di Tibang, tak terlalu jauh dari Simpang Mesra menuju arah Krueng
Raya, juga dijadikan sebagai lokasi
penelitian oleh beberapa ilmuan yang ingin mempelajari tentang tumbuhan.
Salah
seorang pengurus bernama Nurlia Farida menjelaskan, Hutan Kota saat ini dipilih
sebagai lahan praktek oleh Mahasiswa Fakultas Pertanian Unsyiah serta tempat
belajar bagi Mahasiswa MIPA Biologi Unsyiah. Secara ekologi Hutan Kota banyak
memberikan manfaat yang akan mengubah tanah gersang menjadi rimbun sehingga
udara menjadi sejuk.
Akar
pohon akan mengemburkan dan akan menyehatkan tanah. Ketika pohon telah besar
kebutuhan Karbon akan terpenuhi khususnya masyarakat setempat dan juga
menyejukan,” ujar Nurlia.
Bagi
yang membawa kendaraan pribadi dikenakan biaya parkir sebesar Rp 2.000 untuk
sepeda motor dan Rp 4.000 untuk mobil, hutan kota BNI Tibang terletak sekitar 5
Km dari pusat kota, ke arah selatan menuju kecamatan Kajhu, Aceh Besar.
Berwisata
ke hutan kota bersama keluarga tentunya bisa menjadi pilihan untuk menenangkan
pikiran sekaligus menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta di akhir pekan.
Gagasan awal Hutan Kota BNI Tibang muncul dari
inisiatif Walikota Banda Aceh Periode 2007-2014. (Alm.) Ir. Mawardy Nurdin
menanggapi himbauan pembinaan kader lingkungan dari kementrian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia kepada peraih penghargaan Kalpataru di seluruh Indonesia, termasuk dari Banda Aceh.
[M. Indra Safryadi, Mahasiswa peserta klinik Jurnalistik Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh]
[M. Indra Safryadi, Mahasiswa peserta klinik Jurnalistik Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh]