Ada adagium yang
menyebutkan bahwa pengetahuan sedikit yang diamalkan lebih baik daripada ilmu
segudang tapi tidak dikerjakan. Orang sukses bukanlah orang yang banyak ilmu,
tapi orang sukses adalah mereka yang menggali ilmu untuk dilaksanakan.
Seorang ibu rumah tangga, bu Mimin baru saja
pindah dari Jawa ke Aceh mengikuti suaminya yang bekerja sebagai penjual mie
ayam keliling. Di rumah kontrakannya Bu Mimin, bertetangga dengan Bu Radiah
yang sering bercerita tentang “ Pliek U” masakan khas Aceh. Bu Radiah dikenal banyak
orang sebagai gudang resep masakan atau makanan khas Aceh, dan biasanya
dimanapun ia berada tema pembicaraannya selalu seputar resep-resep makanan khas
Aceh.
Bu Mimin, awalnya
mendengarkan cerita-cerita Bu Radiah dengan biasa saja, tapi karena setiap hari
ia dengar cerita yang sama sehingga muncul rasa penasaran dan tertarik untuk
mencobanya. Hasil masakan “Pliek U” Bu Mimin pertama kali, sungguh aneh
jangankan orang kucingpun tutup hidung. Bu Mimin tidak menyerah, keesokan
harinya ia mendengar lagi cerita tentang resep “Pliek U” dari Bu Radiah, lalu
ia pun ke pasar dan membeli kembali bahan-bahan yang diperlukan.
Setelah mencobanya
berulang-ulang, yaitu tidak kurang dari 7 kali, Bu Mimin mulai mendapatkan rasa
“Pliek U” yang khas, apalagi bu Mimin mengkombinasikan rasa itu dengan resep
makanan lain. Ketika Bu Mimin merasa pas di lidahnya, ia memberanikan diri
untuk mengantarkan semangkuk “Pliek U” ke Bu Radiah untuk di cicipi.
Alangkah
terkejutnya Bu Radiah saat menyuapkan “Pliek U” ke mulutnya, di samping
aromanya yang penuh sensasi rasanya juga lebih maknyus dari semua “Pliek U”
yang pernah ia rasakan. Pujianpun mengalir dari Bu Radiah pada Bu Mimin.
Kemampuan Bu Mimin
membuat “Pliek U” itu tersebar ke tetangga lain bahkan dalam waktu relatif singkat
orang sekampung sudah tahu bahwa Bu Mimin jago memasak “Pliek U”, hal ini juga
ditopang oleh Bu Radiah yang begitu senang menceritakan pada orang lain tentang
kemampuan Bu Mimin memasak “Pliek U” berkat resep-resep yang diberikannya. Keahlian
Bu Mimin ini, mampu merebut hati orang sekampung sehingga hampir setiap kali
ada acara hajatan Bu Mimin selalu
diminta untuk memasak “Pliek U”.
Mendengar
komentar-komentar yang positif dari para tamu hajatan tentang rasa “Pliek U”
yang mereka santap, muncul dalam benak Bu Mimin untuk membuka warung makan
kecil-kecilan di depan kontrakannya. Tak disangka warung kecil itu semakin hari
semakin banyak pengunjungnya, apalagi setiap yang membelinya memposting di media sosial baik di WA, Facebook dan
Instagram.
Tentunya masyarakat semakin penasaran. Beberapa bulan kemudian halaman kontrakannya yang kecil tidak mampu
lagi menampung pengunjung, sehingga Bu Mimin dan suaminya memberanikan diri
untuk menyewa Toko yang tidak jauh dari kontrakan mereka untuk mengalihkan
usaha warung nasinya.
Walhasil di tempat baru ini, usaha warung nasi Bu Mimin
menjadi lebih ramai dan kemudian ia dikenal sebagai salah seorang pengusaha
makan yang sukses. Sementara Bu Radiah, hanyalah sebagai jago resep dan tidak
pernah jadi pengusaha.
Demikianlah banyak
di antara kita yang hanya pandai menyuruh orang lain dan tapi tidak mampu
mengerjakannya: Allah berfirman: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu
membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44).
Semoga kita menjadi insan yang bijak dengan karya nyata bukan hanya pandai
berkata-kata.