BULAN Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Setiap umat muslim
berlomba-lomba untuk meningkatkan amal dan ibadahnya pada bulan suci ini.
Mengapa?
Sebab, pada bulan Ramadhan, pahala
akan dilipatgandakan. Nah, amalan apa
saja yang dapat dilakukan?
Pertama, Qiyamul lail
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barangsiapa melakukan
qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 37 dan Muslim, no. 759)
Kedua, Sedekah
Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih
membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau.
Jibril menemui beliau setiap
malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan
kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari, no. 3554; Muslim no. 2307)
Ketiga, Tilawah Al-Qur’an
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata, “Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun
beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat
beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR.
Bukhari, no. 4998)
Keempat, I’tikaf
Dalam hadits muttafaqun
‘alaihdisebutkan, “Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari
terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, no. 2025; Muslim, no. 1171)
Mengenati aturan i’tikaf ini,
disebutkan dalam Alquran.
“(Tetapi) janganlah kamu campuri
mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid“ (QS. Al-Baqarah: 187).
Kelima, Umrah Ramadhan
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampernah
bertanya pada seorang wanita, “Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama
kami?”
Wanita itu menjawab, “Aku punya
tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi
oleh ayah fulan dan anaknya–ditunggangi suami dan anaknya. Ia meninggalkan unta
tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta
tersebut. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Jika
Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.”
(HR. Bukhari, no.1782; Muslim, no. 1256). | Islampos