WASATHA.COM- Darlis Aziz
terpilih sebagai ketua baru IKAMAT untuk Periode 2018-2019 secara aklamasi,
setelah sukses
melaksanakan Musyawarah Tahunan atau disebut juga dengan “Duek Pakat” yang ke-7
pada 27-28 Januari lalu di Turki.
Duek
Pakat yang
mengangkat Tema “Tameusapat, Ta mumat
Jaroe, Tameusyedara” dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang datang dari
11 Kota/Provinsi di Turki. Juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki
Wardana, Perwakilan Pemkot Ankara, dan Organisasi-organisasi kepemudaan di
Ankara.
Ketua Panitia, Muhammad Ghiyats
menyampaikan bahwa Duek Pakat ke-7
ini sedikit berbeda dari sebelumnya karena dilaksanakan di ibukota Turki
setelah sebelum-sebelumnya dilaksanakan di daerah provinsi.
“Kita sangat berterimakasih kepada
peserta yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk bisa berhadir ke Ibukota”
katanya.
Sementara itu, ketua Demisioner Teuku
Zaqirul Haq yang berasal dari Abdya dan kuliah di kota Izmir menyampaikan bahwa
IKAMAT telah membangun sinergisitas dengan berbagai lembaga yang ada selama ini
Turki.
“Terutama perwakilan Pemerintah
Indonesia yaitu KBRI, para Atase-atase baik pertahanan, kepolisian, dan Atase
Pendidikan & Kebudayaan serta dengan berbagai ormas dan organisasi
kepemudaan yang ada di Turki,” ujarnya.
Zaki berharap melalui pengurus kedepannya
bisa melanjutkan dan meningkatkannya.
Ketua IKAMAT Terpilih Darlis Aziz, juga
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pengurus
sebelumnya yang telah menjalankan estafet kepemimpinan IKAMAT dengan baik.
Fokus pengurus kedepan yang disampaikan
Ketua Terpilih yang juga alumni FISIP Unsyiah ini adalah membangun kembali
jembatan Aceh dengan Turki yang sempat terputus.
“Kita akan membangun kembali jembatan
peradaban yang telah dibangun oleh para Endatue
kita terdahulu” ujarnya.
Ada beberapa fokus program yang
ditawarkan oleh saudara Darlis antara lain Promosi pendidikan di Turki bagi
pelajar Aceh yang akan bekerjasama dengan YTB (Lembaga Pemerintah Turki di
Bidang Beasiswa).
Darlis mengakui bahwa ketika Kepala
LPSDM Aceh Prof. Said Muhammad ke Turki beberapa waktu lalu, Ia telah
menyampaikan kepada kepala LPSDM untuk bisa membantu untuk membangun komunikasi
dengan pihak YTB.
“Selain itu, program unggulan kedepan
adalah menerjemahkan kitab-kitab/buku Aceh ke dalam bahasa Turki. Pada masa
Utsmani dulu banyak Ulama Turki yang telah meninggalkan kitab keilmuan baik di bidang
agama maupun bidang lain,” tutupnya. [rel]/Tek