Foto Ilustrasi |
BERBICARA
tentang
kematian adalah sesuatu yang sudah pasti dan tak bisa di pungkiri. Setiap yang
bernyawa pasti akan mati, begitupun
dengan manusia.
Karena
tak ada seorangpun yang dapat lari dan menjauhi kematian meskipun dia
berlindung ditempat yang aman dan kokoh. Kematian tetap menghampiri kalau ajal
sudah tiba. Hanya saja kita tidak
mengetahui kapan kematian itu akan datang.
Sebagaimana
firman Allah dalam Q.S An-Nisa’ ayat 78 yang artinya “Di mana pun kamu berada
, kematian akan mendapatkanmu, meskipun kamu berada didalam benteng yang tinggi
dan kokoh...”
“katakanlah:
sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.” (Q.S. al-Aljum’ah ayat 8)
Kematian juga pemutus segala kenikmatan
dan kebahagian yang dirasakan didunia. Kekayaan, jabatan, kesenangan semua itu
hanyalah titipan dari Allah SWT dan akan ditinggalkan.
Kematian juga tidak memandang umur,
bukan berarti kita masih muda dan sehat kematian tidak akan datang. Sebaliknya
kita sebagai manusia yang mempunyai akal harus selalu mempersiapkan diri dengan
amal shaleh agar senantiasa menghadapinya.
Sebenarnya kematian tidak perlu
ditakuti, yang perlu kita takuti dan kita cemaskaan adalah bagaimana persiapaan
kita untuk menjemput kematian itu. Kematian yang manakah kita dapat husnul
khatimah ataukah su’ul khatimah.
Husnul khatimah artinya akhir yang
baik. Maksudnya adalah Sebelum meninggal dunia, seorang hamba diberi taufik
atau menjauhi semua yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah. Dia bertaubat dari
dosa dan maksiat, bersemangat melakukan ketaataan dan perbuatan baik, hingga
akhirnya meninggal dunia secara baik.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali
Imran ayat 102 yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
Sedangkan su’ul khatimah yaitu akhir
yang buruk maksudnya seseorang meninggal dunia dalam keadaan berpaling dari
Allah SWT dan berada diatas murka-Nya. Tidak diragukan lagi, inilah akhir
kehidupan yang menyedihkan dan selalu dikhawatirkaan oleh orang-orang yang
bertakwa. Orang-orang yang yang hatinya lalai mengingat Allah selalu menuruti
nafsunya, dan selalu melampaui batas akan sulit diberi petunjuk agar akhir
kehidupannya lebih baik.
Dunia ini adalah tempat persinggahan
sementara untuk menuju akhirat. Pada hakikatnya, semakin hari kita semakin
menjauh dari alam dunia untuk menuju alam akhirat. Meski begitu, banyak orang
yang lalai akan datangnya kematian. Mementingkan dunia seolah dunia adalah
segala-galanya, mengejar dunia seolah hidup kekal selamanya. Sementara urusan
akhirat tidak begitu di pedulikan.
Setiap muslim pasti menginginkan
kematian dalam keadaan husnul khatimah. Nah, adapun beberapa amalan yang dapat
membawa kita mati dalam keadaan husnul khatimah, yaitu:
Pertama,
beramal shaleh
Manusia
diciptakan di dunia sebagai khalifah dibumi
untuk beriman kepada Allah SWT
dan berbuat baik kepada sesama. Amal shaleh merupakan suatu perbuatan yang
baik, dengan niat kerena Allah SWT dengan tujuan mengharapkan ridha-Nya.
Beramal shaleh dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya bertakwa kepada
Allah, berbuat baik sesama manusia, patuh terhadap orang tua, bersedekah, Dan lainnya.
Seperti
firman Allah SWT dalam Al-Quran:
“Barang siapa yang mengerjakan amal
shaleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka
mereka itu termasuk kedalam syurga dan mereka tidak diiniaya sedikitpun”. (QS An-Nisa: 124)
Kedua, berserah diri kepada Allah
Maksud berserah diri yaitu bergantung kepada Allah untuk
mendapatkan segala yang diinginkan serta menolak apa yang tidak diinginkan.
Berserah diri bukan berarti pasrah tanpa
usaha, tetapi kita sebagai manusia yang
beriman kita harus berusaha terlebih dahulu sekuat kemampuan
kita yang ada. Adapun nanti hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah,
apakah hasil itu sesuai atau tidak dengan keinginan kita disitulah kita
bersikap ikhlas menerimanya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang
artinya “ Ya Allah, aku berserah diri
kepada-Mu, aku beriman kepada-Mu, aku bertawakal kepada-Mu, aku bertaubad
kepada-Mu, dan aku mengadukan urusanku kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung dengan kemuliaan-Mu tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah
selain Engkau dari segala hal menyesatku. Engkau mahahidup dan tidak mati,
sedangkan jin dan manusia pasti mati”. (HR. Muslim).
Ketiga,
zikir kepada Allah SWT dan Shalawat kepada Rasulullah
Berzikir
ialah menyebut, mengingat, serta berdoa dengan lisan melalui kalimat-kalimat
thayyibah kepada Allah SWT. Sedang bershalawat merupakan rahmat yang paling
sempurna. Disebut sebagai rahmat yang sempurna yakni berupa doa yang ditujukan
kepada Rasulullah SAW sebagai rasa cinta kepadanya. Bukan hanya manusia saja
yang bershalawat atas nabi bahkan Allah SWT memerintahkan malaikat untuk
bershalawat diatasnya.
Sebagaimana
firman Allah SWT yang terkandung dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 56 yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya”.
Maka dari itu, semasih diberi kesempatan
untuk menjalani dan meneruskan kehidupan yang lebih baik, karena bekal yang
dibutuhkan untuk menempuh perjalanan ke alam akhirat hanyalah amalan yang baik.
Marilah kita mempersiapkaan diri agar kita menjalani kematian dengan baik.
Karena kalau ajal sudah tiba kita
tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya pasrah kepada Allah SWT. [Ermit Salisda] / Tek