BICARA soal fitnah, maka muslimah itu sendiri juga sumber fitnah. Fakta akhir zaman ini, bukan hanya wanita tak berjilbab yang bisa menjadi fitnah. Tapi secara umum apakah ia wanita bejilbab atau tidak, keduanya sama-sama menjadi sumber fitnah. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda. Diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Artinya; “Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Hadis ini tidak berlebihan. Karena fakta memang telah membuktikan. Meskipun wanita diciptakan dengan kondisi akal yang lemah, namun betapa banyak lelaki yang cerdas, kuat gagah perkasa, dibuat lemah tunduk di bawahnya. Meskipun para wanita diciptakan dengan keterbatasannya, namun betapa banyak para penguasa jatuh tersungkur dalam jeratnya. Meskipun wanita dicipta dengan keterbatasan agama, namun betapa banyak ahli ibadah yang dibuat lalai dari Tuhannya.
Pertanyaannya, “Bagaimana kita bisa menyelamatkan diri kita agar selamat dari fitnah dan tidak menjadi bagian dari fitnah?” Ini adalah pertanyaan yang sangat krusial untuk dianalisa dan difahami oleh setiap muslimah.
Pertama, Hindari Ghibah (Gosip). Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, ‘Tahukah kalian, apakah itu ghibah? Para sahabat menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya.” (HR. Muslim).
Karena itu, tinggalkan kebiasaan mengghosip itu. Jangan biarkan lisan itu basah bukan untuk zikir dan membaca al Quran. Yang perlu diingat, gossip/ghibah adalah pebuatan yang teramat menjijikkan (Qs. Al Hujurat: 12).
Kedua, Menjaga Pakaian. Wanita tidak hanya harus bisa menjaga pandangannya tetapi terlebih lagi harus bisa menjaga tubuhnya agar tidak menjadi sumber pemandangan. Perhatikanlah cara berpakaian kita. Hindari pakaian yang menampilkan lekuk tubuh, bahan yang terlalu tipis, dan terbuka aurat. Namun juga kita harus tetap bisa tampil bersih, rapi, menyenangkan dan syar’i. (Qs. An-nuur 31)
Ketiga, Betahlah di Rumah. Jika tidak punya keperluan yang penting, lebih baik bagi wanita untuk berada dirumahnya. Lihat baik menjadikan rumah kita sebagai tempat berkumpul dengan teman-teman daripada harus bertemu di café atau tempat-tempat umum lainnya. Jangan lupa untuk mengajak tamu kita untuk sholat atau tilawah bersama dan muliakan dia dengan memberinya hidangan. (tentu teman sesama wanita).
Keempat, Memelihara Pikiran. Sibukkanlah pikiran kita dengan hal-hal berguna hingga ia tidak memberikan tempat bagi pikiran jelek. Bila kita membiarkan satu pikiran jelek ada dalam otak kita, maka ia akan turun kehati. Jika ada kesempatan yang pas, maka sadar ataupun tidak sadar kita akan melepaskannya. Bunuhlah pikiran jelek itu sebelum ia membunuh amal kita.
Kelima, Hati-Hatilah Memilih Teman. Seperti disebut dalam point pertama, hendaknya kita menghindari gossip. Salah satu caranya adalah dengan memilih teman yang tepat yaitu teman yang selalu mengajak kepada kebenaran, mengingatkan kita jika salah. Bukan teman yang hanya suka berhura-hura. Rasul berpesan “seseorang akan mengikuti cara temannya, maka berhati-hatilah memilih teman yang anda percayai” (HR. Abu Daud). Jangan takut untuk melepas teman yang tidak mau diajak kepada kebaikan.
Keenam, Hati-Hati Memilih Lingkungan. Memilih tempat bergaul juga sangat penting untuk dipehatikan. Tentu bar dan nightclub bukannya tempat seorang muslim. Jagalah kaki kita agar tidak melangkah ke tempat-tempat yang berpotensi bisa menimbulkan maksiat.
Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.
Dalam sebuah hadits Rasululah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabdanya,
Artinya; “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Ketujuh, Hati-Hati nge-Net. Di dunia internet saat ini, tempat-tempat maksiat bisa dengan mudah ditemui di website. Juga dalam bersosialisasi di dunia maya (facebook, multiply, twitter, dll), pilihlah teman/contact yang bisa menambah iman, bukan berteman dengan orang yang suka menuliskan gosip.
Selain itu juga perhatikan seluruh media yang kita gunakan mulai dari majalah, Koran, televisi, radio, hp, dll. Pilihlah dengan hati-hati, karena mereka bisa mempengaruhi pikiran kita.
Kedelapan, Menikahlah. Bagi siapa saja yang sudah merasa siap hidup berumah tangga baik secara psiologis, agama maupun biologis, sebaiknya ia menikah. Menikah bisa membuat hati lebih tenteram dan sejuk sekaligus menghindarkan dari pikiran-pikiran jelek, mengurangi narsisme.
Rasul mengatakan menikahlah terlebih dahulu sebagai solusi pertama, baru jika tidak mampu ia disunnahkan untuk berpuasa. “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kamu sudah merasa mampu, menikahlah, namun jika tidak mampu menikah, berpuasalah.” (HR. Bukhari)
Kesembilan, Berpuasalah. Seperti disinggung di atas, bagi yang tidak mampu menikah sebaiknya berpuasa. Tidak mampu disini bisa jadi karena tidak punya biaya atau belum ketemu jodohnya. Bersabarlah dan berpuasalah. Dengan berpuasalah hati dan pikiran menjadi lebih tenang karena puasa bisa mengurangi nafsu terhadap dunia. (Al- Qurtubi).
Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” [Muttafaq Alaihi]
Kesepuluh, Isi Hati dengan Dzikir. Isilah tiap waktu kita dengan zikir. Zikir itu seperti petugas keamanan yang melindung hati kita dari bisikan dan pikiran jahat disisipkan syaitan. Jika hati kita terjaga, insya Allah lidah, hati, kaki, tangan, dan pikiran kita juga akan terjaga.
Hanya dengan dzikirlah hati seorang hamba menjadi tenang. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
Artinya; “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. ar-Ra’du:28).
Kesebelas. Bacalah Doa Anti Fitnah. Salah satu doa yang diajarkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sebagai berikut,
Allahumma inni as-aluka fi’lal khoirat wa tarkal munkarat wa hubbal masakin. Wa idza arad-ta bi ‘ibaadika fitnatan, faq-bidh-nii ilaika ghaira maf-tuun.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran, dan bisa mencintai orang miskin. Jika Engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku, tanpa terkena fitnah itu.”
Doa ini diajarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, agar dibaca ketika shalat. Ini menunjukkan nilai keistimewaan doa ini. Hingga Allah perintahkan Nabi-Nya untuk membacanya dalam shalat.
Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menceritakan mimpi beliau. Dalam mimpi itu, beliau bertemu Allah. Salah satu yang diajarkan,
Artinya; Wahai Muhammad, jika kamu shalat, bacalah doa: Allahumma inni as-aluka fi’lal khoirat… dst. (HR. Ahmad 22109, Turmudzi 3541, dan dishahihkan al-Albani).
Di samping itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara khusus memerintahkan untuk mempelajari dan memahami kandungan makna doa ini. Dalam riwayat Turmudzi terdapat tambahan, pernyataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
“Kalimat ini benar, karena itu hafalkan dan pelajari kandungannya.” (HR. Turmudzi 3543).
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslimah agar ia terhindar dari fitnah. Harga diri seorang muslimah, tentu jauh lebih besar dari pada sekedar dunia. Seorang muslimah adalah perhiasan terindah bila ia adalah seorang wanita shalehah. Karena itu, jaga diri jangan sampai menjadi fitnah atau termakan oleh fitnah itu sendiri, wallahua’lam. [Bahron Ansori | mirajnews.com]