AL-QUR’AN yang diturunkan kepada umat Nabi Muhammad SAW
untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan manusia di akhir zaman, sepertiga
isinya menjelaskan tentang sejarah dan kisah tokoh-tokoh umat terdahulu.
Salah satu rahasia mengapa sepertiga Al-Quran
berisi kisah-kisah, karena metode berkisah pengaruhnya sangat dalam bagi jiwa,
nasihat dan inspirasi yang mudah dikenang, pelajaran yang mudah diingat,
teguran yang tidak menyakiti, dan bisa menjadi motivasi serta contoh bagi siapa
saja yang mau menggunakan akal dan pikirannya.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz Hajarul
Akbar Alhafiz, MA (Pimpinan Dayah Darul Qur'an Aceh) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam
(KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (18/10) malam.
"Dengan selalu membaca dan mentadabburi
ayat Alquran kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga bagi hidup kita.
Allah sWT banyak menceritakan kisah-kisah tokoh dan kaum terdahulu, baik kaum
yang punya sifat baik yang diridhai untuk diikuti, maupun yang sifat buruk yang
dibenci oleh Allah untuk dijauhi," ujar Ustaz Hajarul Akbar.
Pada pengajian KWPSI dengan tema: 'Hikmah di balik penyebutan tokoh dalam Alquran' ini, Ustaz
Hajarul yang juga hafiz Alquran 30 juz ini menjelaskan, ada banyak kisah yang dipaparkan Alquran dengan tujuan untuk
mendidik, bukan semata untuk bercerita, untuk memberikan pelajaran moral, untuk
mengajarkan bahwa di masa lalu Allah selalu memberikan balasan pahala kepada
orang-orang baik dan menghukum orang-orang jahat.
"Dalam Alquran setidaknya sepertiga isinya
menceritakan tentang sejarah dan kisah-kisah perjalanan umat terdahulu serta
pelajaran dari sejarah bangsa-bangsa. Inilah cara Allah SWT mengajarkan
hamba-Nya untuk menjadi manusia yang mulia, yaitu dengan melihat kesudahan
orang-orang terdahulu. Tentu semua sejarah itu mengandung ibrah atau hikmah
sebagai pijakan umat yang hidup hari ini, supaya dapat melalui jalan yang
benar," terangnya.
Dari banyaknya ayat Alquran yang berbicara
tentang sejarah menjadi bukti bahwa sejarah itu penting untuk dipelajari sampai
pada akar-akarnya dan sebagai cerminan bagi kehidupan di masa yang akan datang.
"Sebenarnya sejarah yang diajarkan oleh
Allah SWT lewat Alquran pada intinya ingin menyampaikan prinsip dasar bahwa
manusia yang hidup dari pertama diciptakan hingga saat ini, cuma terbagi
menjadi dua golongan yaitu yang mengikuti Alquran dan yang tidak mengikuti
Alquran. Sehingga kepada manusia yang hidup saat ini hanya ada dua pilihan,
mengikuti kebenaran atau mengikuti kebathilan," kata putra Aceh, yang baru-baru ini dipercayakan oleh Kementerian
Agama mewakili Indonesia pada MTQ Internasional di Turki di cabang hafiz
Alquran 30 juz.
Dalam Alquran, surat pertama yaitu surat
Al-Fatihah, pada ayat 6 - 7 juga dijelaskan "Tunjukilah kami jalan yang
lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat".
Inil merupakan doa dalam shalat lima waktu yang
sering umat Islam bacakan sehari-hari, yang menyiratkan perintah belajar kisah
dan mengetahui secara historis tentang generasi masa lampau.
"Kita harus pelajari dan cari tahu tentang siapa dan bagaimana sepak terjang atau
kiprah orang-orang terdahulu yang diberi nikmat oleh Allah SWT, dimurkai, dan
sesat. Ketiga kelompok ini adalah generasi yang telah berlalu, generasi di masa
lalu yang telah mendapatkan satu dari ketiga hal tersebut," terang alumnus
Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air Aceh Besar ini.
Dalam surat At-Tahrim ayat 10-12, Allah SWT
juga menjelaskan kisah dua contoh wanita kafir (Istri Nabi Nuh dan istri Nabi
Luth) dan dua wanita mukmin yaitu (Istri Fir'aun dan Maryam binti Imran)
Istri Nabi Nuh mengkhianati suaminya sendiri
yang berdakwah selama lebih dari 900 tahun, mengajak kaumnya kembali ke fitrah,
mentauhidkan Allah dan meninggalkan perbuatan syirik.
Dia memberitahukan rahasia para pengikut
suaminya kepada tokoh-tokoh jahat dari kaum musyrikin, dia membocorkan nama
orang-orang yang beriman kepada Nabi Nuh, sehingga mereka ditangkap dan
disiksa. Dia juga mengatakan suaminya adalah orang
gila, yang membawa ajaran baru dan tidak perlu untuk diikuti.
Begitu juga istri Nabi Luth yang mengkhianati
suaminya yang diutus berdakwah di tengah negeri Sodom, mengajak mereka kembali
kepada fitrah, menyembah Allah dan bertingkah laku sesuai fitrah yang
ditentukan Allah atas manusia. Penduduk sodom punya kebiasaan buruk dan rusak,
yaitu laki-laki menyetubuhi laki-laki.
Suatu saat Allah mengutus malaikat mendatangi
Nabi Luth, mereka datang sebagai tamu dalam wujud laki-laki yang rupawan
berpenampilan menarik. Lalu istri nabi Luth memberitahu kaum negeri sodom bahwa
suaminya kedatangan tamu asing, dengan niat agar mereka tertarik untuk berbuat
keji yaitu sodomi terhadap tamu itu.
Pengkhianatan mereka berdua pada masalah
keagamaan, mereka tidak mau mengikuti syariat yang dibawa suaminya, bahkan rela
membocorkan rahasia suaminya demi menghalangi dakwah tauhid di muka bumi.
Mereka berdua adalah orang yang sangat dekat dengan nabi tapi tidak mampu
melihat kebenaran, tidak bermanfaat bagi mereka hubungan kekerabatan dengan
nabi, mereka tetap akan mendapat balasan dan siksa Allah yang pedih.
Juga ada dua
kisah perempuan mukminah istri Fir'aun dan Maryam yang menjaga fitrah
agama dan fitrah tubuhnya di tengah kaum yang tenggelam dalam kerusakan moral
dan kerusakan aqidah.
"Ini menjadi pelajaran juga bagi kita saat
ini. Bahwa setiap keluarga tidak ada yang sempurna taat semuanya. Ketika
suaminya orang baik-baik taat pada Allah tapi istrinya durhaka mengingkari
perintah Allah, begitu juga sebaliknya. Suaminya tidak baik, tapi istrinya
taat. Meski demikian, kita jangan sampai pesimis untuk terus berdakwah mengajak
pada kebaikan meski ada anggota keluarga kita yang belum taat," jelasnya.