Foto : wasatha.com/Desi |
KETUA Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Hendra Syahputra mengatakan, zaman yang serba kreatif sekarang yang menjadi poin utama ialah terus berada pada posisi yang kreatif.
"Di zaman yang serba kreatif sekarang, salah satu yang menjadi ujung
tombak adalah bagaimana kita terus berada pada posisi yang kreatif dan
bermanfaat, Tapi memaknai kreatif dan bermanfaat
sangat sulit,"
tutur Hendra saat menyampaikan kata sambutan pada Workshop Desain Grafis di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Banda Aceh Sabtu (6/5/2017)
Dalam workshop tersebut, Hendra mengajak mahasiswa yang mengikuti pelatihan agar mulai
memaksakan diri berpikir diluar kebiasaan untuk melahirkan
kreatifitas-kreatifitas baru.
Menurutnya, mahasiswa harus memaksakan diri untuk kreatif, kemudian
dari memaksa itu akan mengalami rasa yang terpaksa, dari rasa terpaksa akan menimbulkan
sesuatu yang biasa, dari biasa itu akan memunculkan budaya yang kreatif. Budaya
yang kreatif itu harus ditumbuhkan hingga akhirnya baru bisa mencapai sukses
dengan konsep yang berhasil dengan tidak melupakan budaya-budaya yang sudah
mengakar pada diri kita.
Ia juga memaparkan bahwa
Aceh merupakan laboratorium bagi masyarakat luar, kadang kita baru sadar ketika
ada orang yang menorehkannya dalam lukisan, menuliskannya dalam karya-karya,
menuangkannnya dalam video dan film. Ketika ada yang menuangkannya baru kita
menyadari itu semua. Contohnya seperti film tentang mie caluk yang di buat oleh
mahasiswa UIN Malang, padahal itu adalah makanan khas Aceh, tetapi malah bukan
anak Aceh yang membuat film tersebut.
"Saya ingin menantang adek-adek untuk mendesain kembali karya
lokal yang humanis yang mampu kita jabarkan dalam setiap konsep dan itu bisa
kita lakukan dan bermanfaat untuk kita sendiri. Sarjana sudah cukup banyak,
tetapi sarjana yang punya skill dan kemampuan yang sangat dibutuhkan sekarang," tambah Hendra.[Desi Haslina]/Dhi