KETUA Dewan Tinggi Islam di Al-Quds, Syaikh Ikrimah Shabri memperingatkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Israel di Masjid Al-Aqsha sebagai upaya untuk mengubah realita di lapangan.
“Masalahnya tidak hanya terbatas pada penyerbuan-penyerbuan Yahudi ke Masjid Al-Aqsha saja, namun dalam sikap resmi yang diadopsi oleh pemerintah ultra kanan Israel yang dipimpin Netanyahu terlihat adanya rencana ingin mengosongkan Masjid Al-Aqsha dari jamaah,” kata Shabri dalam keterangannya, Rabu (26/10), demikian QudsPress melaporkan.
Dia menegaskan, diizinkannya orang-orang Yahudi menggelar ritual Talmud di area Masjid Al-Aqsha adalah tujuan agresif Israel. Bahkan, kata Shabri, polisi Israel memberi kewenangan kepada para penyerbu melakukan operasi penangkapan terhadap kaum muslimin dan mendeportasi mereka dari Masjid Al-Aqsha.
“Ini sangat tampak sebagai upaya mengosongkan Masjid Al-Aqsha dari jamaah shalat yang ada di dalamnya,” katanya.
Syaikh Shabri mengecam semua tindakan pendudukan yang dilakukan Israel, baik di kota Al-Quds secara umum atau di Masjid Al-Aqsha secara khusus. “Arogansi militer Israel tidak akan membuat Yahudi mendapatkan hak apapun di Masjid Al-Aqsha.”
Sebelumnya, Harian Israel Haaretz mengatakan bahwa polisi Israel telah mengizinkan para pemukim pendatang Yahudi untuk menggelar ibadah dan ritual Talmud di dalam area Masjid Al-Aqsha di kota al-Quds. (Mi’raj Islamic News Agency)