Iklan

Iklan

Peringatan 26 Tahun Tragedi Simpang KKA, Korban Masih Menanti Pemulihan yang Nyata

5/03/25, 18:43 WIB Last Updated 2025-05-03T13:52:18Z


Masyarakat dan mahasiswa hadir pada peringatan 26 tahun tragedi Simpang KKA yang digelar Sabtu (3/5/2025) (Foto: Ist)

Aceh Utara – Tepat 26 tahun lalu, tragedi kemanusiaan terjadi di Simpang KKA, Aceh Utara. Peristiwa memilukan tersebut menewaskan 21 warga sipil dan melukai sedikitnya 146 orang. Hingga kini, keluarga korban masih mempertanyakan komitmen negara dalam menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi pada 3 Mei 1999 itu.


Pada peringatan 26 tahun tragedi Simpang KKA yang digelar Sabtu (3/5/2025), Murtala, Koordinator Forum Komunikasi Korban dan Keluarga Korban Simpang KKA (FK3T-SP.KKA), mempertanyakan tanggung jawab Presiden Prabowo Subianto sebagai kepala negara dalam menangani pelanggaran HAM masa lalu.


“Hari ini kami mempertanyakan suara beliau. Katanya presiden sangat sayang kepada rakyat. Apakah korban Simpang KKA ini dibiarkan begitu saja? Kami menuntut perhatian sepenuh hati, bukan setengah hati,” ungkap Murtala. 

Ia menuturkan, pemerintah sempat mengundang 10 orang korban ke Rumoh Geudong dan memberikan pemulihan secara simbolis. Namun, menurutnya, langkah tersebut tidak berlanjut pada upaya pemulihan yang nyata.


“Itu hanya simbolis. Tidak ada kelanjutan. Mereka seolah-olah menganggap semuanya sudah selesai, padahal kami tidak pernah benar-benar menerima pemulihan seperti yang dijanjikan,” tambahnya.


Wakil Ketua Komnas HAM, Abdul Haris, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan dukungannya terhadap perjuangan FK3T-SP.KKA. 


"Kami menyambut baik rencana pembangunan museum tragedi Simpang KKA sebagai bentuk memorial agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan," kata Haris. 


Sementara itu, Khairia Ulfa, mahasiswa Universitas Al-Muslim yang turut hadir, mengaku prihatin melihat hanya sebagian kecil korban yang mendapat perhatian pemerintah.


“Sebagai generasi muda, kami punya tanggung jawab moral untuk terus mengawal kasus ini. Jangan sampai tragedi Simpang KKA hanya menjadi catatan sejarah yang dilupakan. Para korban dan keluarganya berhak atas keadilan dan pemulihan yang menyeluruh,” ujar Ulfa.

Acara peringatan juga diisi dengan pembacaan puisi oleh Husnul Zikra, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Al-Muslim, berjudul “Dari Aceh untuk Dunia Kesaksian Seorang Anak Bangsa.” Dalam suasana hening dan penuh haru, puisi tersebut menyuarakan keresahan, kesedihan, dan pertanyaan tentang keadilan yang belum juga datang. [Laila Lutfia] 

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Peringatan 26 Tahun Tragedi Simpang KKA, Korban Masih Menanti Pemulihan yang Nyata

Terkini

Topik Populer

Iklan