![]() |
Ilustrasi (Foto: iStok) |
Melalui video yang viral tersebut, pelaku melakukan pemukulan sebanyak tujuh kali, menggunakan tangan dan kaki yang mengenai kepala serta punggung korban.
Mirisnya, tidak satu pun teman di sekitar lokasi kejadian berusaha melerai atau menghentikan tindakan tersebut.
Kasus ini bukan sekadar persoalan kenakalan remaja, namun menjadi cermin buram lemahnya pengawasan dan pendidikan karakter, baik dari pihak sekolah maupun keluarga.
Guru dan orang tua sejatinya memiliki peran penting dalam membentuk akhlak dan perilaku sosial anak sejak dini.
Guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga mendidik dan mengawasi perilaku peserta didik di lingkungan sekolah.
Begitu juga orang tua, yang merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka.
Melihat fenomena ini, menjadi penting bagi kita untuk kembali merenungi metode pendidikan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. seorang figur teladan dan berakhlak mulia.
Mengutip Buku “Mendidik Anak Bersama Nabi” karya Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, terdapat beberapa metode cara mendidik anak ala Rasulullah SAW yang dapat diteladani oleh para orang tua.
1. Metode Pembiasaan
Pembiasaan ialah mengulangi sesuatu yang sama secara berulang dalam rentang waktu yang lama agar anak terbisa untuk mengerjakannya.
Beberapa contoh yang diajarkan Nabi SAW agar dapat diterapkan orang tua seperti pembinaan ibadah seperti shalat, puasa, sedekah, hingga membiasakan anak untuk mengucapkan salam ketika hendak masuk rumah dan menjawab salam jika ada seseorang yang mengucapkan salam.
Kemudian membiasakan anak untuk pergi ke majlis agama, dan membiasakan anak untuk menjaga kebersihan rumah.
Melalui contoh diatas, orang tua dapat membiasakan anak untuk berbuat amal baik, agar mereka terbiasa untuk mengerjakan dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Metode Pengawasan atau Perhatian
Rasulullah sangat perhatian terhadap anak-anak, mulai dari mencium mereka sebagai tanda kasih sayang, mengajak bermain, memberi hadiah, hingga menanyakan keadaan mereka.
Beliau juga menganjurkan agar anak diajarkan berenang, memanah, dan menunggang kuda. Orang tua perlu mengawasi tumbuh kembang anak, termasuk aspek kesehatan dan pembinaan seksual sejak dini agar anak dapat menjaga dirinya.
3. Metode Keteladanan
Metode ini ialah suatu yang patut ditiru/baik untuk di contoh, Sebuah contoh dimana Rasulullah SAW pernah mengambil wudhu dan melaksanakan shalat malam, lalu seorang anak melihatnya dan langsung mengikuti apa yang dikerjakan Rasulullah SAW.
Setiap anak merupakan peniru yang baik, oleh sebab itu setiap orang tua harus mencontohkan perilaku yang baik dihadapan anak supaya mereka dapat meniru apa yang dikerjakan oleh orang tuanya.
4. Metode Nasehat
Nasihat adalah bentuk bimbingan langsung kepada anak. Nabi Muhammad SAW menasihati anak tentang adab berbicara kepada orang tua, guru, dan tetangga.
Selain itu, menasehati tentang tata krama saat meminta izin, adab makan, hingga pentingnya bersikap jujur, rendah hati, dan menjauhi sifat dengki.
5. Metode Kisah
Dalam metode ini orang tua menceritakan tentang kisah-kisah Rasul Allah dan kisah tauladan lainnya dalam Islam, sehingga dengan adanya cerita tersebut dapat diambil ibrahnya untuk diajarkan kepada anak.
Metode kisah dapat, menarik, dan mengajak anak untuk mencontoh suatu tindakan baik serta terpuji, contoh penerapan metode kisah yang sangat popular terdapat pada kitab sirah Nabawiyah.
6. Metode Dialog
Dialog membuka ruang komunikasi antara orang tua dan anak. Dengan berdiskusi, orang tua dapat mengenal cara berpikir anak dan membimbingnya dalam mengambil keputusan yang baik.
7. Metode Hukuman/Pelajaran
Hukuman adalah langkah terakhir setelah berbagai metode sebelumnya tidak efektif.
Rasulullah SAW memperbolehkan hukuman fisik yang ringan untuk anak berusia di atas 10 tahun, dengan syarat tidak menyakitkan, tidak menimbulkan trauma, dan bertujuan memperbaiki perilaku, bukan melampiaskan emosi. [Naila]