 |
"Foto : (iStok)" |
SHALAT Dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan, terutama bagi mahasiswa yang tengah menghadapi berbagai tantangan akademik. Di tengah kesibukan kuliah, tugas, dan aktivitas organisasi, Shalat Dhuha bisa menjadi sarana spiritual untuk menenangkan hati sekaligus mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Waktu pelaksanaan Shalat Dhuha dimulai setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Zuhur, dengan jumlah rakaat minimal dua dan maksimal delapan, tergantung kemampuan.
Menurut Ustaz Abdul Somad, Shalat Dhuha adalah amalan ringan dengan pahala besar.
“Shalat Dhuha adalah kunci pembuka rezeki. Bagi mahasiswa, ini bukan hanya soal uang, tetapi juga ilmu, ketenangan hati, dan kemudahan dalam urusan akademik,” ujar beliau dalam salah satu ceramah
Keutamaan Salat Dhuha
Beberapa keutamaan Shalat Dhuha antara lain:
-
Mendatangkan rezeki
Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan hamba-Nya yang rutin menunaikan Shalat Dhuha.
-
Sebagai sedekah untuk seluruh persendian
Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan bahwa setiap sendi manusia perlu disedekahi setiap pagi, dan dua rakaat Shalat Dhuha cukup untuk menggantikan semua itu.
-
Pahala setara haji dan umrah
Menurut riwayat Tirmidzi, orang yang duduk berzikir setelah Subuh hingga matahari terbit, lalu menunaikan Shalat Dhuha, akan mendapat pahala seperti haji dan umrah yang sempurna.
Niat Shalat Dhuha
Sebelum melaksanakan Shalat Dhuha, berikut adalah niat yang dibaca:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Niat tersebut dapat dibaca dalam hati saat takbiratul ihram.
Doa Setelah Shalat Dhuha
Setelah menyelesaikan shalat, disarankan membaca doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
"Allahumma innad-duhaa-a duhaa-uka, wal-bahaa-a bahaa-uka, wal-jamaala jamaaluka, wal-quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal-'ismaata 'ismaatuka. Allahumma in kaana rizqii fis-samaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi dhuhaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa atayta 'ibaadakas-saalihiin."
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Berkat waktu Dhuha, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, berilah aku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh." [Hardian]