Ilustrasi tarif Listrik Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari) |
WASATHA.COM, BANDA ACEH – Sebagian besar wilayah Aceh kembali terganggu dengan
matinya listrik akibat gangguan sistem transmisi 150 KV di antara Binjai dan
Pangkalan Berandan, Sumatera Utara. Akibatnya listrik harus hidup-mati beberapa
kali pada Senin (3/2).
Kondisi ini tentu kembali meresahkan
masyarakat Aceh. Apalagi ini sedang masuk masa tahapan test SKD CPNS di
sebagian kabupaten dan kota di Aceh termasuk CPNS yang di kementerian.
Ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh,
Tuanku Muhammad menyebutkan bahwa kondisi ini tidak bisa terus-terusan terjadi
di Aceh. PLN harus mampu memastikan lancarnya listrik di Aceh terutama di Kota
Banda Aceh yang aktivitas kegiatannya sangat padat.
Tuanku Muhammad juga meminta dan
mendorong agar pemerintah Indonesia mau membangun dan mengembangkan kemandirian
listrik di Aceh. Selama ini jalur listrik Aceh masih bergantung pada Sumatera
Utara.
"Kebutuhan listrik di Aceh
yang masih bergantung pada Sumatera Utara harus segera dibenahi. Pemerintahan
Indonesia melalui Kementerian BUMN dan PLN harus memutus ketergantungan ini.
Sehingga pemadaman listrik yang sering terjadi di Aceh bisa terkurangi," ucap
Tuanku.
Selain itu, PLN juga harus
memahami dengan baik kapan-kapan saja kebutuhan listrik itu sangat krusial
seperti saat test CPNS dan ujian nasional di sekolah.
"Kita sangat menyayangkan
harus terjadi kerusakan listrik dan pemadaman di saat test CPNS hari ini.
Meskipun sebagian tempat sudah mempersiapkan diri dengan kondisi jika
sewaktu-waktu mati listrik namun tetap saja akan mengganggu psikologi peserta
test CPNS yang sedang berkonsentrasi menjawab soal SKD CPNS. Jangan sampai
banyak peserta CPNS Aceh yang tidak lulus salah satu akibatnya karena terganggu
listrik yang padam. Ini haram terjadi di Aceh," katanya.
Ia mengatakan saat ini beban
puncak daya listrik di Aceh sebesar 500 mega watt. Daya tersebut berasal dari
PLTU Nagan sebesar 200 mega watt, dari Arun 200 mega watt. Sehingga untuk
memenuhi kekurangannya Aceh harus impor dari Sumatera Utara 100 mega watt
melalui jalur transmisi 150 dan 75 dari Pangkalan Susu ke Arun, Sigli lalu ke
Banda Aceh.
Herannya, ia mengatakan di Aceh
sering mati lampu sedangkan di Sumut jarang mati lampu. Padahal bahan bakar
pembangkit listrik di Sumut menggunakan bahan bakar gas yang dipasok dari Aceh.
Sementara itu, Manager Komunikasi
PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh, T Bahrul Halid mengatakan bahwa padamnya
listrik di Aceh tersebut karena terjadinya gangguan kelistrikan pada transmisi
150 kV (kilo Volt) antara Binjai dan Pangkalan Brandan.[]