Mereka kerap mengeluhkan belum samanya persepsi para pengurus
masjid terhadap keberadaan anak-anak di dalam masjid.
Berikut, kultwit yang disampaikan Bendri Jaisyurrahman via akun @ajobendri yang
berbagi pengalaman soal anak-anak dan masjid sebagai pusat peradaban umat
islam.
Saya ingin berbagi pengalaman kawan saya yang berjuang agar
anak-anak punya hak untuk berada di dalam masjid
Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa kadang anak-anak
kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam masjid
Anak-anak dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah.
Sehingga bahkan ada masjid yg terang-terangan menulis larangan anak masuk
masjid
Bahkan ada orang dewasa yang tak segan-segan menghardik dan
mengancam mereka jika bermain dan bercanda. Masjid pun menjadi tempat
menyeramkan
Anak-anak pun mencari tempat alternatif hiburan. Pilihannya
playstation dan game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut
ramah
Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid.
Banyak remaja yg menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di masjid
Sifat Allah yg Maha Rahman tak muncul dalam perilaku sebagian
pengurus masjid yg galak dan suka bentak anak
Anak-anak lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya
dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan dimarahi jika
bermain-main di masjid
Pun jika ada anak yang sungguh-sungguh ibadah. Ternyata banyak
mereka yang tak layak ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal.
Padahal hak ada di shaff depan adalah yg datang duluan, bukan
berdasarkan usia
Kadang saat sholat jumat pun, khatib lupa menyapa anak-anak.
Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak-anak dianggap warga kelas dua
Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tempat
untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan
Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar
karena trauma di masa kecil akan tampilan islam khususnya di masjid
Masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan
lain dimana penjaganya ramah dan murah senyum
Banyak jamaah berebut menjalankan sunah di masjid. Lupa akan
sunah yang lain yang diajarkan rasul: memuliakan anak-anak khususnya di masjid
Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, umamah dan husain ke
masjid. Digembirakan mereka dengan digendong seraya bermain di masjid
Demi memuaskan husain bermain di masjid, Rasul melamakan
sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya
Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka
salah. Rasul menyengajakannya supaya anak-anak puas bermain di masjid
Kisah-kisah Rasul yang memuliakan anak di masjid mungkin jarang
terdengar atau sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku
pencinta rasul
Alhamdulillah setelah banyak dialog dengan pengurus masjid yang
melarang anak-anak, akhirnya ada juga yang tercerahkan meski awalnya
marah-marah
Bahkan ada yang berinisiatif membuat area bermain bagi anak-anak
serta menyediakan pampers bagi mereka
Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermaih di
tempat lain yang menjauhkan mereka dari agama
Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan.
Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima
Indahnya jika kita lihat anak-anak saat waktu luang, izin ke
ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama-lama disana. Masjid pun ramai
Orang dewasa lain yang malas ke masjid pun jadi bergairah
melihat masjid yg ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan masjid
Jika masjid ramai, maka tak ada lagi yang ribut dengan konser
lady gaga atau sejenisnya. Sebab masyarakat sepakat menolak. Mereka semua
hatinya terpaut ke masjid
Jadi dari sekarang, mari buat masjid sebagai tempat yang nyaman,
ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak. Kelak mereka yang akan memakmurkan
masjid
Jika sudah terlanjur, bikin iklan ke warnet-warnet dan
gameonline, bahwa masjid sekarang asyik lho. Bahkan punya area bermain. Niscaya
warnet sepi
Mudah-mudahan ada pengurus masjid yang baca postingan ini dan
memulai gerakan ajak anak ke masjid. Saya berdoa semoga terwujud. Aamiin.