Iklan

Iklan

Prof. Agussabti: Kunci Pembangunan Aceh adalah Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah

7/02/25, 17:46 WIB Last Updated 2025-07-02T10:46:48Z
Wakil Rektor Bidang Akademik, USK, Prof. Agussabti, M.Si (Tengah) usai wawancara eksklusif pada program Forum Rektor yang ditayangkan TVRI Aceh, pada Rabu (02/07/2025). (Foto: Humas USK) 

Banda Aceh - Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Agussabti, M.Si menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam memperkuat pembangunan ekonomi Aceh. Hal ini disampaikan Agussabti dalam wawancara eksklusif pada program Forum Rektor yang ditayangkan TVRI Aceh, pada Rabu (02/07/2025).


Pada wawancara tersebut, Agussabti mengawali penjelasannya dengan mengingatkan kembali tentang Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sebagai fondasi utama peran perguruan tinggi. Ketiganya, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus bersinergi dan berkelanjutan.


“Kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah penentu arah pembangunan daerah. Jika SDM perencana dan tata kelola pemerintah kita baik, maka setiap rupiah anggaran akan tepat sasaran dan mampu menggerakkan potensi daerah secara maksimal,” tegasnya.


Lebih lanjut, Agussabti menyampaikan bahwa penelitian di perguruan tinggi harus menghasilkan inovasi dan teknologi yang mampu meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat. Tanpa transformasi teknologi, pembangunan hanya akan menguntungkan segelintir pihak.


“Tugas kami adalah mengubah potensi lokal menjadi produk bernilai ekonomi yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.


USK  berperan aktif dalam pengabdian masyarakat dengan mengimplementasikan hasil riset ke tengah masyarakat, terutama di bidang pertanian dan sektor non-pertanian. “Nilai ekonomi produk lokal bisa dilipatgandakan jika disentuh oleh inovasi teknologi,” tambahnya.


Namun, ia juga menggarisbawahi adanya kendala struktural dalam komunikasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi.


“Selama ini, relasi antara keduanya lebih banyak bersifat personal. Pemerintah jalan sendiri, perguruan tinggi sibuk sendiri. Kita butuh lembaga penghubung yang kuat secara kelembagaan,” ujarnya.


Sebagai solusi, Agussabti mengusulkan dibentuknya Konsorsium Perguruan Tinggi Aceh atau Forum Rektor Aceh yang bisa menyatukan kekuatan unik dari masing-masing universitas di provinsi ini. Misalnya, USK dengan keunggulan ilmu alam, UTU di bidang perikanan, UNSAM di sektor kelapa sawit, dan UNIMAL dengan fokus berbeda.


“Keunggulan ini bisa dikemas menjadi proyek percontohan bersama pemerintah, yang kemudian bisa ditiru masyarakat,” jelasnya.


Dalam konteks pengembangan sektor pertanian, Agussabti menekankan perlunya pusat perbaikan benih di Aceh sebagai bentuk nyata sinergi pemerintah dan perguruan tinggi. Ia meyakini, jika pusat tersebut dibangun, Aceh tidak hanya unggul dari sisi produksi, tetapi juga siap bersaing dari sisi pemasaran berkat dukungan teknologi dan SDM yang mumpuni.


Agussabti juga memperkenalkan konsep ABGC (Academics, Business, Government, Community), sebagai model kolaborasi ideal yang menyatukan unsur akademik, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat. Ia menambahkan, media juga memiliki peran vital dalam menyuarakan gagasan dan menjembatani komunikasi antarsektor.


Menjawab pertanyaan soal langkah konkret USK, ia menyebut dua hal utama: transfer teknologi dan pendampingan. Teknologi yang dihasilkan USK dapat ditransfer ke masyarakat melalui program-program pemerintah daerah. Selain itu, lulusan baru USK dapat diberdayakan menjadi pendamping di lapangan. Ia mengusulkan menghidupkan kembali program seperti Sarjana Penggerak Pembangunan Desa sebagai sarana konkret kontribusi alumni muda.


“Kita perlu menciptakan momen dan sistem yang memungkinkan lulusan-lulusan baru ini punya ruang untuk mengabdi dan berkontribusi langsung dalam pembangunan daerah,” katanya.


Melalui wawancara ini,. Agussabti menegaskan komitmen USK dalam membangun Aceh yang lebih mandiri dan berdaya saing melalui pendekatan kolaboratif. Menurutnya, ekonomi kita hanya akan bergerak maju jika ada kesadaran kolektif untuk saling bekerja sama.


“Pemerintah butuh perguruan tinggi, dan perguruan tinggi harus hadir nyata di tengah masyarakat.” pungkasnya. [] 

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Prof. Agussabti: Kunci Pembangunan Aceh adalah Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah

Terkini

Topik Populer

Iklan