Banda Aceh - (05/05/2025) Lagu tradisional Aceh berjudul Nyawong ramai diperbincangkan setelah diketahui tidak termasuk dalam daftar playlist musik di platform media sosial populer seperti Instagram dan WhatsApp. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan dari sejumlah warganet, terutama masyarakat Aceh yang merasa karya budaya daerah mereka kurang mendapat ruang representasi yang layak.
Lagu berdurasi 3 menit 40 detik yang diunggah melalui kanal YouTube IPHS Project Official ini menampilkan nuansa khas Aceh dengan alunan musik yang menyentuh dan lirik berbahasa daerah yang kuat secara emosional. Namun, ketidakhadiran lagu tersebut di fitur musik Instagram dan WhatsApp menimbulkan pertanyaan.
Menurut sejumlah sumber, ada beberapa alasan mengapa lagu ini belum tersedia di kedua platform media sosial populer tersebut. Salah satu alasan utamanya adalah masalah lisensi musik. Instagram dan WhatsApp hanya menyediakan lagu-lagu yang telah mendapatkan lisensi resmi dari pemegang hak cipta melalui mitra distribusi musik mereka. Jika lagu belum didaftarkan ke dalam sistem tersebut, maka secara otomatis tidak akan muncul di daftar pencarian musik.
Lagu Nyawong, yang dikenal memiliki nilai budaya dan historis kuat di kalangan masyarakat Aceh, selama ini menjadi simbol ekspresi seni daerah. Ketidakhadirannya dalam fitur musik Instagram dan WhatsApp dianggap sebagai bentuk kurangnya perhatian terhadap keberagaman budaya lokal di tengah dominasi musik populer dari daerah lain maupun mancanegara.
“Kami bangga dengan lagu Nyawong karena menggambarkan identitas Aceh. Saysngnya, lagu ini tidak bisa digunakan di fitur musik story Instagram maupun WhatsApp, padahal banyak dari kami ingin mengangkat budaya senduriu” ujar salah seorang pengguna Instagram asal Banda Aceh.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Instagram maupun WhatsApp terkait absennya lagu Nyawong dalam daftar musik mereka. Masyarakat berharap ke depannya akan ada langkah konkret untuk memastikan karya-karya lokal seperti Nyawong bisa lebih dikenal luas dan mendapat tempat yang layak di ranah digital. [Illiyin Mahlil]
