Iklan

Iklan

Ini Alasan! Mengapa Berdoa Harus Mengangkat Tangan ke Arah Langit

11/22/17, 22:51 WIB Last Updated 2018-01-08T16:24:10Z
Foto : Google
DALAM Islam doa merupakan senjata terampuh bagi umat muslim. Doa adalah bukti bahwa seorang hamba itu lemah, sehingga ia membutuhkan pertolongan dari Rabbnya, Allah. Namun ini tidak menunjukkan bahwa Allah berada di langit. Melainkan bahwa langit adalah kiblatnya doa. Seperti halnya Ka’bah yang merupakan kiblatnnya shalat, bukan berarti Allah di dalam ka’bah. Namun, banyak sekarang umat Islam tidak mengetahui hal ini, sehingga sebagian dari mereka menganggap bahwa dengan menengadahkan  tangan  ke arah langit bahwa Allah itu berada di langit,TIDAK!!!

Adapun penjelasan seperti yang dituturkan oleh para ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah, seperti al-Imam al Mutawwali (Wafat 478 H) dalam kitabnya al-Ghun-yah, al-Imam al-Ghazali(wafat 505 H) dalam kitabnya Ihya ‘Ulum ad-Din, al-Imam Nawawi (wafat 676 H) dalam kitabnya Syarh Shahi Muslim bahwa ketika seseorang menengadahkan kedua tangannya ke arah langit ketika berdoa, hal ini tidak menandakan bahwa Allah berada di arah langit. Akan tetapi karena langit adalah kiblat doa dan merupakan tempat turunnya rahmat dan barakah. Sebagaimana apabila seseorang melakukan shalat, ia menghadap ke ka’bah, hal ini tidak berarti bahwa Allah berada di dalamnya. Akan tetapi karena ka’bah adalah kiblat shalat. 

Kemudian al- Imam Abu Ja’far ath-Thahawi semoga Allah meridhai beliau, (227-321 H) berkata:
“Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut.”

Di dalam perkataan al- Imam Abu Ja’far ath-Thahawi di atas merupakan ijma’ para sahabat dan ulama salaf atau para ulama yang hidup pada tiga abad pertama hijriyah. Jadi, tidak boleh dikatakan bahwa Allah ada di satu tempat atau di mana-mana. Dan juga tidak boleh dikatakan Allah ada di satu arah atau semua arah  penjuru.

Al-Imam Abu Hasan al- Asy’ari (wafat 324 H) semoga Allah meridhainya, berkata:
“Sesungguhnya Allah ada tanpa tempat,” (Diriwayatkan oleh al Bayhaqi dalam al Asma’wa ash-Shifat).


Jadi, jelas bahwa menengadahkan tangan ke arah langit bukan berarti Allah di langit, melainkan langit ialah kiblatnya doa dan tempat turunnnya rahmat dan barakah. Dan Allah bukan di langit dan bukan di mana-mana, tetapi Allah ada tanpa tempat. Semoga bermanfaat. [Nurmalasari]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ini Alasan! Mengapa Berdoa Harus Mengangkat Tangan ke Arah Langit

Terkini

Topik Populer

Iklan